Visitor

Kamis, 30 Maret 2017

KARYA TULIS ILMIAH ANALIS KESEHATAN ANALISIS KADAR KAFEIN PADA KOPI KEMASAN DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV – VIS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakangMasalah
Kopi merupakan salah satu contoh minuman yang paling terkenal di kalangan masyarakat. Kopi digemari karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas (Ramalakshmidkk,2008). Kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam family Rubiacedan genus coffea, tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan dapat tumbuh mencapai tinggi 12 meter. Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering di budidayakan adalah kopi arabika ( Coffea Arabica) dan robusta ( Coffea Canephora) ( Danarti dan Najiyati ,dalam Kristiyanto Danang dkk, 2013).
Kopi memiliki antioksidan yang lebih banyak dibandingkan minuman lainny. Asam klorogenat merupakan antioksi dan dominan yang ada dalam biji kopi yaitu berupa ester yang terbentuk dari asam trans – sinamat dan asamquinat. Asam klorogenat merupakan senyawa penting yang mempengaruhi pembentukan rasa, bau, dan flavor saat pemanggangan kopi, serta merupakan parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas kopi ( Farah dkk, dalam Kristiyanto Danang dkk, 2013). Senyawa tersebut dikenal sebagai zat anti kanker dan dapat melindungi sel untuk melawan mutasi somatic.
Di samping memiliki kandungan yang menguntungkan kopi juga memiliki zat yang dapat membahayakan kesehatan yaitu kandungan kafein dan asam organic yang tingi .Kafein merupakan salah satu derivate xantin yang mempunyai daya kerja sebagai stimulasi system syaraf pusat, stimulasi otot jantung, relaxasi otot polos dan meningkatkan dieresis dengan tingkat berbeda.Kandungan asam dan kafein yang berlebihan dapat menimbulkan jantung berdebar, ganguan lambung, tangan gemetar, gelisah, ingatan berkurang dan sukar tidur. ( Tan Raharjo, dalam Kristiyanto Danang dkk, 2013).
Kafein adalah stimulant kimia alami yang disebut trimethylxanthine. Rumus molekul adalah C8H10N4O2.Ini adalah obat dan berbagai sejumlah ciri – cirri dengan obat yang lebih terkenal kokain dan heroin. Kafein menggunakan mekanisme biokimi asama dengan obat lain untuk merangsang system saraf pusat (SSP). Dalam bentuk murni, kafein adalah bubuk Kristal putih yang rasanya sangat pahit. Hal ini cukup larut dalam air pada suhu kamar ( 2g/ 100 mL ) tapi sangat larut dalam air mendidih ( 66g/100 mL ). Kafein tidak mengandung pusat stereogenik dan karenanya diklasifikasikan sebagai molekul akiral sumber umum dari kafein adalah kopi , teh,  minuman ringan dan minuman energi, suplemen kafein dan ( pada tingkat lebih rendah )  coklat berasal dari biji kakao ini secara medis berguna untuk merangsang jantung dan juga berfungsi sebagai diuretic ringan. Hal ini, kafein digunakan sebagai dorongan energy atau perasaan kewaspadaan tinggi kafein dapat memiliki efek negative pada ganguan kecemasan. ( Farmakologis UI, dalam DwiAptika N Made dkk, 2015).
Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kadarkafein pada kopi kemasan.
B.     RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang timbul pada penelitian ini bagaimana kah hasil pemeriksaan kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV – VIS.

C.    TujuanPenelitian
1.      Untuk menentukan kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan.
2.      Untuk menentukan normal atau tidaknya kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan.

D.    ManfaatPenelitian
1.      Institusi
Sebagai referensi pengetahuan dibidang Amami ( analisis makanan dan minuman ) dan sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.
2.      Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat agar dapat mengetahui kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan

3.      Peneliti
         Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam  mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama mengikuti perkuliahan khususnya mata kulia amami ( analisis makanan dan minuman).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Umum Tentang Kopi
1.      Pengertian Kopi
Kopi adalah salah satu minuman yang paling terkenal  di seluruh dunia. Kopi selain memberikan satu kenikmatan kopi juga dapat memberikan efek stimulasi system saraf pusat, laporan menunjukan bahwa konsumsi kopi dapat membantu mencegah beberapa penyakit kronis, terutama diabetes mellitus tipe 2, penyakit parkinsom, dan penyakit hati        (Sirosis dan karsinoma hepatoseluler).
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahajo, 2012, dalam Muhammad HammadMufakkarKhan, dkk, 2014).
Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak digemari masyarakat, karena kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikotimulant yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi kelelahan, dan membuat perasaan menjadi lebih tenang. Oleh karena itu, tidak mengherankan di seluruh dunia kopi menjadi minuman favorit, terutama kaum pria.
Senyawa kimia yang ada didalam kopi terdiri dari senyawa volatile dan non – volatile. Senyawa volatile berpengaruh pada aroma kopi, sedangkan senyawa non – volatile akan berpengaruh  terhadap mutu kopi, seperti kafein yang merupakan alkaloid xanthin.
Kopi mengandung lebih dari 800 volatil ( Makri dkk, dalam Madihah, K. Y Ku, 2013 ) milik keluarga kimia yang berbeda termasuk asam, alkohol, aldehisa, ester, furan, lakton, senyawa fnolik dan pirazin. Senyawa ini bertanggung jawab untuk aroma kopi dan juga disebut aroma kunci.
a.      Adapun jenis – jenis kopi antara lain
1.      Kopi Luwak
2.      Kopi Good Day
3.      Kopi ABC Moka
4.      Kopi Kapal Api
5.      Kopi Mix
6.      Kopi Torabika
7.      Anger Sari
8.      Tanpa Merek
b.      Berikut ini efek samping yang muncul jika kebanyakan minum kopi
1.      Gelisah
Tidak semua orang mengalami efek samping gelisah, namun penelitian di University of Michigan membuktikan keparahannya bisa menyebabkan seseorang muda tersinggugng bahkan sampa tangannya gemetar.
2.      Gangguan kardiovaskuler
      Jantung akan terasa berdebar – debar bila terlalu banyak minum kopi, karena dalam kadar tertentu kafein dapat mempengaruhi susunan saraf pusat di otak.
3.      Sakit Kepala
      Efek sakit kepala biasanya muncul jika mengkonsumsi terlalu banyak misalnya minum lebih dari 2 – 3 cangkir kopi ata 5 – 6 cangkir kopi biasa setiap hari.
4.      Gangguan Pencernaan
Dikeluhkan juga rasa mulas dan rasa mual dalam perut. Bukan karena kopinya yang sudah basi, tapi kafein itu sendiri memang meningktkan produksi asam di lambung sehingga tidaak  dianjurkan minum kopi  sebelum makan.
5.      Gangguan kencing
Disaat udara dingin, menghangatkan diri dengan minum kopi bukan lah ide yang baik.Hawa dingin saja sudah menyebabkan kencing menjadi sering, di tambah efek samping kafein sebagai diuretic.
6.      Insomnia
Efek samping paling umum dari minum kopi terlalu banyak adalah tidak bisa tidur.umumnya efek ini berdampak bagi kaum usia lanjut. Bagi yang masih muda mungkin hanya memicu rasa lelah saja.
B.     Pengertian Kafein
Kafein adalah salah satu bahan yang paling komprehensif dipelajari dalam produk makanan. Namanya kaffea kata jerman dan kata kafe prancis, masing – masing kopi makna sumber alami kafein termasuk varietas yang berbeda dari biji kopi yang merupakan sumber utama kafein, dau teh (Camellia sinensis), biji guarana ( Paullinia cupana ), kawin daun ( Ilex paraguariensis ), biji kacang kola ( Cola nitida, Cola acuminita ) dan biji kakao ( Theobromacacao) ( Barone ddk, 1996, dalam Hameed abdel sayed, S ).
Kafein merupakan alkaloid Kristal xanthine  berwarna puti dan rasanya pahit yang bisa digunakan sebagai perangsang syaraf ( psychoactive stimulan ) dan juga memiliki efek diuretic ( gampang besar )pada manusia dan hewan. Kafein ditemukan oleh ahli kimia jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819.Dia menamainya dengan istilah ‘‘kafein’’ yaitu senyawa kimia yang ada pada kopi yang dalam logat inggris menjadi caffeine. Kafein juga dinamai ‘‘ guaranine’’ karena  ditemukan pada guarana ‘‘ matein’’ ketika ditemukan pada mata dan ‘‘theine’’ ketika ditemukan pada teh semua nama ini merupakan sinonim dari kafein.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun the, dan biji coklat. Kafein memiliki farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos brongkus dan stimulasi otot  jantung ( Coffeefag, 2001, dalam Kesia Rialita M dkk, 2013).
Kafein merupakan  perangsang sususnan syaraf pusat, dapat menyebabkan diuresis, merangsang otot polos jantung  termasuk otot polos brongkus dalam dosis standar 50 – 200 mg, kafein utamanya mempengaruhi lapisan luar otak. Pengaruh ini bisa mengurangi kelelahan.Dalam dosis yang lebih besar, pusat vasomotor dan pernapasan berpengaruh. Kadar kafein yang terkandung di dalam biji kopi robusta adalah 2%  sedangkan kopi arabika adalah 1% sedangkan polifenol merupakan senyawa kimia yang bekerja sebagai anti oksida kuat di dalam kopi ( Almada Vanzaitan 2010, dalam Putri Wirabuna dkk, 2003).
Kandungan kafein dalam sampel kopi ditentukan oleh berbagai metode analisis dan tingkat yang dilaporkan berdasarkan kemampuan dari metode yang diadopsi.Organisasi Internasional untuk standardisasi (ISO) telah merekomendasikan dua metode untuk penentuan kandungan kafein dalam sampel kopi. ISO 4052 menentukan kadar kafein melalui spektrofotometer UV – VIS dan ISO 20481 memperkirakan kandungan kafein melalui kromatografi cair kinerja tinggi ( HPLC ).
Kandungan kafein pada kopi selain memberikan dampak negative terhadap manusia, juga memberikan dampak positif karena di balik kenikmatannya, kopi memiliki kandungan kafein yang memiliki pengaruh positif dan negative yang dapat bekerja pada tubuh manusia.

a.      Dampak positif
Kafein yang terkandung dalam kopi mempunyai manfaat  atau keuntungan bagi tubuh manusia antara lain:
1.      Menekan pertumbuhan sel kanker.
2.      Menurunkan resiko terkena dia bêtes militus.
3.      Meningkatkan metabolisme energy.
4.      Mengurangi resiko penyakit Alzheimer dan Demensia.
5.      Mengurangi terkena penyakit Parkinson.
6.      Sebagai antioksidan yang efektif.
7.      Berfungsi sebagai analgesik ( pembunuh rasa sakit ).
b.      Dampak negatif
Selain bermanfaat untuk kesehatan ternyata kafein juga memiliki efek buruk bagi kesehatan diantaranya yaitu :
1.      Meningkatkan resiko terkena struk.
2.      Kafein dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi karena terlalu banyak berkemi.
3.      Kafein menghambat produksi melatonin di otak.
4.      Dapat menyebabkan keguguran spontan atau kerusakan pada janin.
5.      Menghambat enzim – enzim yang digunakan dalam pembentukan memori, dan pada akhirnya menyebabkan  hilangnya memori.
6.      Dapat beracun pada otak.
7.      Orang yang mengkonsumsi lima  sampai enam cangkir kopi sehari memiliki resiko dua kali lebih besar terhadap serangan jantung.
8.      Dapat merusak DNA dan menyebabkan menjadi abnormal dengan menghambat mekanisme perbaikan DNA.
9.      Kafein dapat menyerang cadangan energi sel – sel otak dan menurunkan ambang kendalinya sedemikian rupa.
Bagi pengemar kopi paling aman adalah minnum dalam jumlah yang wajar agar kafeinnya memberikan manfaat bagi  tubuh  kita namun berefek samping seminim mungkin.
Berdasarkan FDA ( Food Drug Administration) yang diacu dalam  Liska ( 2004), dosis yang di izinkan 100 – 200 mg/ hari, sedangkan menurut SNI 01 – 7152 – 2006 batas maksimum kafein dalam makanan dann minuman adalah 150 mg/ hari dan 50 mg/ sajian. Kafein sebagai stimulant tingkat sedang  (mild stimulant ) memang sering kali diduga sebagai penyebab kecanduan, kafein hanyadapat menimbulkan kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah  yang banyak dan rutin. Karena gejala akan  hilang hanya dalam satu dua hari setelah konsumsi ( Kesia Rialita, dkk,2013 dalam Dwi Aptika N Made, dkk 2013).



Spektofotometer merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.Cahaya yang dimksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah electron valensi.

a.      Radiasi electromagnetic memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dua listrik cahaya yaitu :
1.      Sebagai gelombang.
2.      Sebagai partikel – partikel energy yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energy tiap foton.Panjang gelombang  didefenisikan sebagai jarak antara dua puncak.
1.      Sel sampel berfungsi sebagai tempat melekat sampel UV –VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namunn  kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silica memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat  dari kaca dan plastic dapat menyerap UV sehingga pengunanya hanya pada spektrofotometr sinar tampak ( VIS). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebat 1 cm.
2.      Detector berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat – syarat sebuah detector:
a)      Kepekaan yang tinggi
b)      Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
c)      Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
d)     Waaktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e)      Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam – macam detector :
a)      Detector foto ( photo detector ).
b)      Photocell, misalnya CdS.
c)      Phototube.
d)     Hantaran foto.
e)      Dioda foto.
f)       Detector panas.
3.      Read out merupakan suatu system baca yang menankap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detector.
a.      Proses absorbansi cahaya pada spektrofotometer
Ketika cahaya dengan panjang gelombang ( cahaya polikromatis ) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan di serap. Di dalam suatu molekul yang memegang peran penting adalah electron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu  materi. Electron –elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah ( eksitas ), berputar ( rotasi ) dan bergetar ( vibrasi ) jika dikenai suatu energy.
Pada spektrofotometer, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat di ukur adalah It/ Io atau Io/ It( perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar terlihat bahwa zat sebelumnya melewati sel sampel lebih terang atau lebi banyak  dibandingkan cahaya setelah melewati sel sampel.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorban ( A ) sedangkan cahaya yang hambur diukur sebagai transmitan ( T ), dinyatakan dengan hukum lambert – beer.




a.      Faktor -  faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1.      Adanya serapan oleh pelarut, hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan di analisis termasuk zat pembentukan warna.
2.      Serapan oleh kuvet, kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari; kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3.      Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensivitas  dari alat yang digunakan ( melalui pengenceran atau pemekatan ).


A.    Kerangka Teori
Kopi bubuk adalah bentuk olahan kopi yang paling sering kita jumpai.kopi bubuk adalah  biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. kopi bubuk dikemas dalam kemasan aluminium foil dan dipress panas. Kesegaran, aroma dan citarasa kopi bubuk  akan terjaga dengan baik pada kemasan vakum supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal.
Kafein merupakan jenis  metabolit  sekunder alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, biji coklat atau pun biji kola. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10 N 4O2 dan mempunyai pH 6,9 dalam larutan kafein larutan kafein larut dalam air.
Spektofotometer merupakan salah satu metode yang sangat penting dalam analisis kimia kuantitatif. Kelebihanya yaitu mampu menganalisis senyawa organic secara kuantitatif dengan mengunakan hokum Lambert – Beer, dapat menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa dan metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil ( Basset dkk, 1994 dalam Dwi Aptika N Made dkk, 2013).



BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian bersifat eksperimen.
B.     Waktu Tempat Penelitian Dan  Uji Hasil Penelitian
1.      Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan padaBulan Juni 2016
2.      Tempat Penelitian
Tempat penelitian di lakukan di misi pasaraya.
3.      Tempat Analisis Kafein
Peneliti berencana melakukan analisis kafein di Laboratorium Farmasi STIKes Mega Rezky Makassar.
C.    Rancangan Sampling
1.      Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis kopi kemasan yang dijual di misi pasaraya.
2.      Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kopi kemasan yang dijual di misi pasaraya sebanyak 8 merek.
3.      Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Accidental sampling

D.    Variabel Penelitian
1.      Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kopi kemasan
2.      Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kafein.
E.     Bahan Dan Alat Penelitian
1.      Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis seperti, standar kafein, kloroform, kalsium karbonat, akuades, sampel kopi bubuk.
2.      Alat- alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu seperangkat alat spektrofotometer,timbangan analitik, tabung reaksi ,corong, labu takar, gelas piala, erlemeyer, pipet tetes, kertas saring, gelas ukur,corong pisah dan hot plate.
F.     Cara Kerja
a.      Pembuatan Larutan Induk 1000 ppm
1.      Ditimban gsebanyak  250 mg kafein.
2.      Kemudian dimasukan kedalam gelas piala, di larutkan dengan akuades panas secukupnya dimasukan kedalam labu takar 250 ml.
3.      Kemudian dilarutkan dengan akuades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
b.      Pengenceran Larutan Induk 100 ppm
1.      Dipipet 5ml larutan induk kafein sebanyak 1000 ppm, dimasukan kedalam labutakar 50 ml.
2.      Kemudian dilarutkan dengan akuades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
c.       Penentuan Panjang gelombang Maksimum
Deteksi absorbansi larutan standar pada rentang panjang gelombang 300 nm denga nmengunakan instrument  spektrofotometer UV – Vis. Selanjutnya dibuat kurva standar yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi dari masing – masing larutan standar
d.      Pembuatan Kurva Standar
1.      Larutan standar di buat dengan mengambil : 0,5; 1 ; 1,5; 2 ; 2,5;3 ml dari larutan standar kafein100 ppm  yang dibuat, dimasukan kedalam labutakar  50 ml tambahkan akuades sampai tanda batas.
2.      Kemudian pipet larutan standar yang di peroleh berturut – turut sebanyak : 1; 2;  3; 4; 5; 6 mg /L.
e.       Uji Kuantitatif kafein Metode Spektrofotometer  UV – Vis
1.      Ditimbang 1 gram bubuk sampel  kopi dimasukkan kedalam gelas piala
2.      Kemudian ditambahkan 150 ml akuades panas kedalamnya sambil diaduk.
3.      Larutan kopi panas disaring melalui corong dengan kertas saring kedalam Erlenmeyer, kemudian 1,5 gram kalsium karbonat (CaCO3) dan larutan kopi dimasukan kedalam corong pisah lalu diekstrasi sebanyak 4 kali, masing – masing dengan penambahan 25 ml kloroform.
4.      Kemudian lapisan bawahnya diambil, kemudian ekstrak (fase kloroform) ini diuapkan dengan hot plate hingga kloroform menguap seluruhnya.
5.      Ekstrak kafein bebas pelarut dimasukkan kedalam labutakar 100 ml, diencerkan dengan aquades hingga garis tanda dan di homogenkan.
6.      Setelah itu ditentukan dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum.
7.      Perlakuan yang sama dilakukan untuk tiap- tiap sampel bubuk kopi dengan berat 1 gram (Fitri 2008 dalam Kesia Rialita M, dkk 2013).

G.    Analisa  Data
      Data pengukuran panjang gelombang maksimum dari kafein dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kandungan kafein berdasarkan SNI 01-7152-2006  tentang bata smaksimum kafein dalam minuman  150 mg/ hari dan 50 mg/sajian.
A.    Defenisi OPerasianal
1.      Kopi bubuk adalah bentuk olahan kopi yang paling sering kita jumpai .kopi bubuka dalah  biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. Kopi bubuk dikemas dalam kemasan aluminium foil dan dipress panas. Kesegaran, aroma dan cita rasa kopi bubuk akan terjaga dengan baik pada kemasan vakum supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal.
2.      Kafein merupakan jenis metabolit sekunder alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, biji coklat atau pun biji kola. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10 N 4O2 dan mempunyai pH 6,9 dan larutan kafein larut dalam air panas.
3.      Spektofotometer merupakan salah satu metode yang sangat penting dalam analisis kimia kuantitatif. Kelebihanya yaitu mampu menganalisis senyawa organic secara kuantitatif dengan mengunakan hokum Lambert – Beer, dapat menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa dan metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil( Basset dkk, 1994 dalam Dwi Aptika N Made dkk, 2013).



BAB IV
HASIL  PENELITIAN  DAN  PEMBAHASAN
A.           Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Laboratorium DIII  Farmasi STIKEs Mega Rezky Makassar  yang di mulai pada tanggal 20 – 23 Juli 2016 dengan 8 sampel kopi kemasan  di peroleh hasil sebagai berikut.
Table 4.1 : Hasil kadar Kafein pada kopi kemasan dengan menggunakan Spektrofotometer UV  - Vis
No.

Kadar sampel
Absorban
Kadar
1.

Standar   1
0,457
-           
2 .
Standar  2

0,456
-           
3.
Standar  3

0,443
-           
4.

Standar   4
0,451
-           
5.
Standar  5

0,450
-           
6.

Standar  6
0,453
-           
7.

Sampel  A
0,474
1,046 mg / g
8.

Sampel  B
0,562
1,241 mg / g
9 .

Sampel  C
0,539
1,190 mg / g
10.

Sampel  D
0.549
1,212  mg / g
11.
Sampel  E
0,486
1,073 mg /g

12.

Sampel  F
0,489
1,081 mg / g
13.

Sampel  G
0,518
1,144 mg / g
14 .

Sampel  H
0,495
1,093 mg /g














                    Sumber : data primer  juli 2016

B.            Pembahasan
Pada pengujian kuantitatif kafein menggunakan alat spektrofotometer UV – Vis maka, dilakukan pembuataan konsentrasi larutan baku kafein setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan kurvastandar. Untuk digunakan sebagai konsentrasi kafein.
Pada pembuatan  kopi dilarutkan dengan menggunakan akuades panas fungsi dari akuades panas itu sendiri dimana untuk melarutkan kopi karena kopi mudah larut dengan menggunakan air panas dibandingkan dengan menggunakan air dingin 
Kafein di peroleh dengan menyaring larutan kopi menggunakan  kertas saring kemudian dipisahkan dengan menggunakan corong pisah dengan penambahan kalsium karbonat dan klorofom. Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain, sehingga kafein akan ada dalam basa bebas, kafein dalam basa bebas tadi akan di ikat oleh klorofom, karena klorofom merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula. Kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang diekstrasi pada dua lapisan yang terbentuk. Lapisan bawahnya diambil( fase klorofom )  dan diuapkan dengan menggunakan hot plate.
Klorofom tadi akan menguap sehingga hanya ekstra kafein yang tertingal, kemudian diencerkan dalam labutakar 100 mL. Dari hasil analisis kuantitatif pada kopi dengan menggunakan metode spektrofotometer UV – Vis  ada 8 sampel kopi yaitu sampel  A, B, C, D, E, F, G, dan H. yang dibacadenganpanjanggelombang 300 nm.
               Data hasil penelitian diperoleh kadar kafein sampel  A,  sampel B, sampel C,  sampel D,  sampel E, sampel F,  sampel  G,  dan sampel H. Menurut  SNI 01 – 7152 – 2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg / hari dan 50 mg / sajian.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
            Berdaskan hasil penelitian pada 8 sampel kopi kemasan  yang dilakukan di Laboratorium DIII Farmasi STIKEs Mega Rezky Makassar pada tanggal 20 -23 juli 2016 dapat disimpulkan bahwa kadar kafein dari masing – masing kopi kemasan atau kopi bubuk  pada sampel kopi A, sampel kopi B, sampel kopi C, sampel kopi  D , sampel kopi E, sampel kopi F, sampel kopi G, dan pada sampel kopi H. Jumlah maksimum kopi bubuk yang dapat dikonsumsi  per hari berdasarkan SNI adalah  150 mg/ hari dan 50 mg/ sajian.
B.     Saran
            Dari penelitian yang telah di lakukan, hasil yang di dapat oleh peneliti  pada saat melakukan penelitian dengan menggunakan sampel kopi hasil yang didapatkan adalah normal

3 komentar: