Visitor

Kamis, 30 Maret 2017

LAPORAN PRAKTEK KLINIK PENGKAYAAN l ANALIS KESEHATAN

BAB  I
PENDAHULUAN


A.LATAR BELAKANG
Praktek  Klinik  PKM  merupakan  suatu  kegiatan  yang  dilakukan dalam  mencapai  program  studi  D III Analis Kesehatan  yang  dilakukan selama  satu  bulan  di PKM  Mangasa  jln.monumen  emmy  saelan  komp. BTN  II  Mangasa  kelurahan  Gunung  Sari  Kecamatan  Rappocini,  Kota Makassar. Waktu  pelaksanaan  praktek  klinik sesuai dengan jadwal akademik pada semester III  dan  kesepakatan  dengan  pihak  lahan  praktek.  Praktek klinik dilaksanakan pada tanggal 01 Febuary s/d 27 Februari 2016. Dengan perincihan  sebagai berikut :
a.Bobot : 2 SKS  dilaksanakan  di puskesmas  selama  4 minggu.
b.Hari praktek : Dari hari senin – sabtu.
c.Rotasi dinas : Sesuai dengan lahan  praktek
Pada Praktek  Klinik I di PKM dilakukan  pada  semester  III  setelah  menyelesaikan mata kuliah Kimia Klinik, Parasitologi, Bakteriologi, dan Hematologi  yang  meliputi pengenalan alat-alat dan pengetahuan tentang pemeriksaan Hematologi, urinalisis dan pemeriksaan preparat Plasmodium sebagai pengembangan  pengetahuan yang telah dimiliki.
B.TUJUANPRAKTIKUM
Pengalaman belajar klinik merupakan suatu proses sosialisasi dalam mendapatkanpengalaman nyata untuk mencapai kemampuan profesional meliputi  pengetahuan  (kognitif),  sikaf (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Adapun tujuan dari praktek klinik :
1.      Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari kampus.
2.      Untuk mengenalkan bagaimana cara pengaplikasian ilmu secara langsung di lahan.
3.      Untuk menambah pemahaman dalam menangani pasien secara langsung.
4.      Untuk mencapai kemampuan profesional dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan(skill).
C.MANFAAT PRAKTEK KLINIK
Adapun manfaat yang didapat dati praktek klinik yaitu :
1.      Dapat megaplikasikan ilmu yang didapat dari kampus.
2.      Memperoleh tambahan ilmu.
3.      Mendapatkanpengalaman kerja yang lebih nyatadengan bersentuhan langsung dengan pasien.
4.      Dapat  menambah  keterampilan dan memperlancar dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium.



BAB II
GAMBARAN UMUM


A.    GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK
a.       Keadaan Geografis
Puskesmas Mangasa terletakdiJalan Monumen Emmy Saelan Komp.BTN II Mangasa kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Luas wilayah kerja Puskesmas Mangasa +306,5 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :

1.      Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kassi-kassi
2.      Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Karunrung
3.       Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pa’Baeng-baeng
4.      Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Wilayah kerja Puskesmas Mangasa meliputi 3 wilayah kelurahan dengan 100  Rukun Warga (RW) dan 27 Rukun Tetangga (RT). Pembagian kelurahan dengan RT dan RW  sebagai berikut :
1.      Kelurahan Gunung Sari meliputi 8 RW dan 28 RT
2.      Kelurahan Mangasa meliputi 11 RW dan 44 RT
3.      Kelurahan Mannuruki meliputi 8 RW dan 32 RT

b.      Keadaan Demografi
1.      Penduduk
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Mangasa selama 2011 berjumlah 48.035 jiwa, laki-laki 22.865 jiwa, perempuan 25.167 jiwa.
2.      Agama
Agama Islam merupakan yang paling banyak dianut oleh masyarakat yakni sebanyak 32.485 jiwa.
3.      Mata Pencarian
Mata pencarian penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mangasa sebagian besar berprofesi sebagai buruh, tukang becak,tukang bentor dan profesi dibidang lainnya.
4.      Pendidikan
Kemajuanyang dialamioleh penduduk tidak lepas dari unsur pendidikan.Pendidikan formal yang berlangsung ditunjang oleh sarana pendidikan yang ada. Untuk wilayah kerja Puskesmas Mangasa sarana pendidikan yang paling banyak yakni SD/MI sebanyak 11 sekolah dan terbanyak berada pada kelurahan Mangasa yakni 7 sekolah.    

B.     SARANA DAN PRASARANA
1.      Sarana terdapatnya optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana yang di dukung oleh tenaga kesehatan profesional dan berkemampuan kepuasan pasien.
2.      Prasarana meliputi :
a.       Poskedes                           : 1
b.      Posyandu                          : 27
c.       Pustu (Non Gedung)         : 4
d.      Ambulance                        : 1
e.       Mobil home care               : 1
f.       Motor dinas                       : 5
g.      Gedung Puskesmas           : 1    
          
C.    FASILITAS-FASILITAS KESEHATAN
a.      Gedung puskesmas
Gedung Puskesmas Mangasa merupakan bekas bangunan puskesmas pembantu dengan luas 4.500 m3 yang sudah direnovasi pada tahun 1987. Kamar atau ruang yang ada yaitu :
No
Kamar
ruang
1
Kamar 1
Loket Kartu/pendaftaran
2
Kamar 2
BP/Poli Umum
3
Kamar 3
Poli Gigi
4
Kamar 4
Gabungan seksi-seksi (KIA/KB, Gizi, Imunisasi, P2, Kesling)
5
Kamar 5
UGD
6
Kamar 6
Apotek/Ruang Obat
7
Kamar 7
Laboratorium
8
Kamar 8
Tata usaha/Personalia, Ruang Bendahara
9
Kamar 9
Ruang Tamu, Ruang Kepala Puskesmas
10
Kamar mandi
2 buah
11
Dapur
1        buah


b .Fasilitas yang dimiliki Puskesmas Mangasa adalah ;
No
FASILITAS
JUMLAH
1
Sofa
1 set
2
Meja panjang
1 buah
3
Meja ukuran sedang
4 buah
4
Meja biasa
22 buah
5
Kursi kayu panjang
4 buah
6
Kursi kayu biasa
6 buah
7
Kursi plastic
30 buah
8
Rak buku
1 buah
9
Rak buku family folder
2 buah
10
Rak bekas
1 buah
11
Lemari obat
2 buah
12
Tempat tidur
3 buah
13
Lemari Es/Kulkas
1 buah

D.    VISI DAN MISI PUSKESMAS MANGASA
1.      VISI :
Mewujudkan puskesmas  Mangasa sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar terdepan guna mendukung kota Makassar sebagai Kota Dunia.
2. MISI :
a.       Memberikan pelayanan kesehatan secara prima bagi seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
b.      2.Menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.
c.       3.Mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif.
d.      4.Menjadi salah satu Puskesmas yang berperan dalam rangka pengembangan dan pendidikan keperawatan kesehatan komuniti (CHN) dan keperawatan kesehatan jiwa komuniti (CMHN).


E. MOTTO PUSKESMAS MANGASA“S I K A T U T U I”
1.      Sehat
2.      Inovatif
3.      Karya Nyata
4.      Ulet
5.      Unggul
6.      Informatif


BAB III
PROSEDUR PEMERIKSAAN

Adapun prosedur pemeriksaan di laboratorium sebagai berikut :
A.    PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
1.      Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Metode Sahli)
a.       Tujuan
Untuk megetahui kadar Hb dalam darah.
b.      Prinsip
      Hemoglobin dalam darah di ubah menjadi asam hematin yang berwarna coklat tua,warna yang telah disesuaikan dengan standar secara visual menunjukan kadar hemoglobin yang dibaca pada skala dinyatakan dalam garam parsen.
c.       Prosedur
1.      Pra Analitik
a.       Persiapan pasien
b.      Tidak ada persiapan khusus
d.      Persiapan sampel
1.      Darah kapiler

e.       Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Haemometer sahli
b.      Kapas alcohol
c.        Botol semprot
d.      Piepet tetes
e.       Lanset
f.       Autoklik
2.      Bahan
a.       HCL 0,1N
b.      Darah kapiler
c.       Aquadest
f.       Cara kerja
1.      Menyiapka alat dan bahan yang akan dipakai.
2.      Memasukkan HCl 0,1 n ke dalam tabung pengencer hemometer sampai tanda
3.      Membersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol.
4.      Memegang bagian yang akan ditusuk lalu tusuk dengan lanset steril.
5.      Memasukkan darah dalam pipet dengan cara pipet disimpan dibawah aliran darah sehingga darahnya langsung masuk tnpa dihisap. Darah diambil sampai tanda 20 ul.
6.      Segera alirkan darah ke dalam tabung pengencer yang berisi HCl dan tunggu sampai membentuk asam hematin.
7.      Menambahkan air setetes demi setetes sambil diaduk sampai warna menyamai dengan standar. Membaca hasilnya dan dinyatakan dalam gr %.
Nilai rujuk
Nilai normal HB
- Perempuan 12 – 14 gr%
- Laki – laki 14 – 16 gr%
g.      Pasca analitik
1.      Mencatat hasil dibuku arsip.
2.      Mencatat hasil diformulir, hasil kemudian ditandatangani penanggung jawab laboratorium.



3.      Menghitung jumlah trombosit
A.    Metode Amonium oxalat 1%
B.     Tujuan
Untuk evaluasi produksi trombosit, mengetahui efek kemoterapi atau radiasi terhdapproduksi trombosit ,diagnosis atau monitor trombopsitosis dan trombsitopenia, konfirmasi estimasi jumlah dan morfologi trombosit pada sediaan apus.
C.     Prinsip
Dalam menghitung trombosit digunakan pipet Hb apabila menggunakan Lar.Amonium Oksalat karena lebih telitih.Tetapi kalau Lar.Rees Ecker tetap menggunakan pipet Eritrosit.Pencampuran dilakukan dalam tabung dengan memipet Lar. Amonium Oksalat dengan pipet skala sebanyak 0,5 ml. Pada perhitungan trombosit dengan Lar. Amonium Oksalat dihitung pada lima kolom Eritrosit dikali 13.000, dan apabila trombositnya  terlalu  banyak hanya dihitung satu kolom saja lalu dikali lima kemudian dikali 12.000.
D.    Prosedur
E.     Pra Analitik
1.      Persiapan pasien
2.      Tidak ada persiapan khusus

F.      Persiapan pasien
1.      Tidak ada persiapan khusus
2.      Persiapan sampel
a.       Darah kapiler
G.    Alat dan bahan
1. K.H.Improved Neubaer
2. Pipet eritrosit
3. Mikroskop
4. Larutan Amonium oxalate
H. Analitik
a. Cara Kerja
1.Mengisap cairan asam oxalat kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda1 dan buang lagi cairan itu
2.Mengisap darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan amonium oxalat sampai garis tanda 101,segerahlah kocok selama tiga menit.
3.Meneruskan tindakan tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4.Membiarkan kamar hitung yang telah disi dengan sikap datar dalam cawan petri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
5.Menghitung semua trombosit dalam seluruh bidang besar ditengah tengah (1mm2) memakai lensa bjektif besar.
6.Jumlah itu dikali 12.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
b. Nilai rujuk
150.000-400.000/µL
I. Pasca analitik
a.Mencatat hasil dibuku arsip.
b.Mencatat hasil diformulir ,hasil kemudian ditanda tangani penanggung jawab laboratorium.


4.  Laju Endap Darah
A.    Metode
Westergreen
B.     Prinsip
Darah yang sudah diberi koagulan bila didiamkan dalam waktu tertentu maka sel-sel darah akan mengendap.dalam hal ini yang dihitung adalah kecepatan waktu mengendapnya.
C.     Tujuan
Untuk mengetahui banyak sel-sel darah yang mengendap dalam waktu tertentu.
D.    Alat dan bahan
1.      Alat
A.    Tabung westegren
B.     Rak tabung westegren
C.     Stopwacth
D.    Spoit
E.     Tabung reaksi
2.      Bahan
a.       Larutan natrium sitrat 3,8 %
b.      Sampel darah


E.     Cara kerja pemeriksaan
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Isilah tabung reaksi dengan natrium sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml
3.      Hisaplah darah vena sebanyak 1,6 ml lalu masukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan natrium sitrat.
4.      Campurkan darah sitrat tersebut dengan baik,dengan gerakan melingkar.
5.      Hisaplah darah sitrat tersebut kedalam pipet westegren dengan bantuan karet pengisap sampai tanda 0 mm
6.      Biarkan pipet itu tegak lurus pada rak westegren selama 60 menit.
7.      Bacalah tingginya lapisan plasma dari 0 sampai batas plasma dengan endapan darah.  
F.      Nilai rujuk
Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam mm3/jam.sedangkan nilai normalnya yaitu:
Laki-laki      :  0-10 mm/jam
Perempuan   :  0-20 mm/jam

B.     PEMERIKSAAN URINALISIS
1.      Pemeriksaan Reduksi urine
A.    Metode Benedict
B.     Tujuan
Menentukan ada atau tidaknya gula (glukosa) dalam urine dengan dasar reaksi reduksi.
C.     Prinsip
Glukosa urin akan mereduksi garam kompleksdari ragent benedict atau fehling (ion cupri di reduksi jadi cupra) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna kuning hingga merah bata.
D.    Prosedur
E.     Pra Analitik
1.      Persiapan Pasien
Menyuruh pasien memasukan urin dalam pot atau wadah yang telah disiapkan.
2.      .Persiapan Sampel Urin
F.      Alat dan Bahan
1.Tabung reaksi
2.Rak tabung
3.Penjepit tabung
4.Pipet 5 ml
5.Lampu spiritus
6.Urin
7.Benedict
G. Analitik
1. Cara Kerja
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b.      2.Memasukanlah 5 ml reagens Benedict ke dalam tabung reaksi.
c.       3.Meneteskan 5 – 8 tetes (jangan lebih) urin ke dalam tabung itu.
d.      4.Tabung yang telah berisi urin dipanaskan pada pembakar spiritus sambil digoyang goyangkan
e.       5.Membaca hasilnya

H.    Hasil
1.Negatif (-) tetap biru jernih , adalah urine normal
2.Plus Minus( +/- ) berwarna hijau tanpa endapan
3.Positif (+) berwarna hijau dengan endapan kuning.
4.Positif ( ++) Endapan kuning banyak
5.Positif ( +++ )berwarna orange dengan endapan kuning.
6.Positif (++++) berwarna merah bata.
I.  Pasca Analitik.
1.      a.Mencatat hasil di buku arsip
2.      b.Mencatat hasil di formulir ,hasil kemudian di tandatangani oleh penanggung jawab laboratorium.
  2Pemeriksaan sedimen urin
A.    Tujuan
Untuk memeriksa keadaan dari sedimen urin guna menambah data laboratorium diagnosa suatu penyakit.
B.     Prosedur
C.     Pra Analitik
1.      Persiapan pasien
Meminta pasien untuk memasukan urin dalam pot atau wadah yang telah disediakan.
2.      Persiapan sampel Urin
D.    Alat dan Bahan
1.Centrifuge
2.Tabung centrifuge
3.Objek glass
4.Deck glass
5.Erlenmeyer
6.Mikroskop
7.Urine
E. Analitik
a.Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memindahkan urine dari botol pengambilan ke erlenmeyer 300                ml kemudian di homogenkan.  
3. Mengisi urine pada tabung centrifuge dan dipusing selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm.
4. Supernatan urine dibuang seluruhnya hanya disisakan endapan urine pada dasar tabung.
5. Endapan urine diteteskan pada objek glass yang telah dibersihkan kemudian ditutup dengan dick glass.
6. Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x.


b.Nilai rujuk
1.      Eritrosit 0 -1
2.      Lekosit 0 -1 dan,
3.      Epitel sel ( + )
E. Pasca Analitik
1.      Mencatat hasil di buku arsip
2.      Mencatat hasil di formulir hasil kemudian di tanda tangani olehpenanggunga jawab laboratorium.
3.      Pemeriksaan Protein urine
A.Metode
             Asam sulfosalisis 20%
B.     Tujuan
Menentukan adanya protein dalam urine secara semi kuantatif
C.     Prinsip
Terjadinya endapan protein jika direaksikan dengan asam (asam sulfosalisil)
D.    Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung
3.      Pipet tetes

E.     Bahan
1.      Urine
2.      Asam sulfosalisilat 
F.      Prosedur kerja
1.      Siapakan 2 tabung reaksi masing –masing diisi dengan 2 ml urine
2.      Tabung A ditambahkan 12 tetes larutan asam sulfosalisilat 20% kemudian goyang-goyangkan perlahan
3.      Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap dan dengan cahaya yang terpantul dibandingkan  isi tabung A dan B
G.    Nilai rujuk
1.      Negatif (-) : tidak ada kekeruhan sama sekali
2.      Positif + (1+)  : ada kekeruhan ringan tanpa ada butir-butir
3.      Positif ++(2+): kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir- butir dalam kekeruhan
4.      Positif +++(3+): urine jelas keruh dan kekeruhan itu jelas berkeping-keping.
5.      Positif ++++(4+) : urine sangat dan kekeruhan berkeping-keping besar atau bergumpal-gumpal atau memadat.


C.PEMERIKSAAN SEROLOGI
1.Pemeriksaan Golongan darah
A. Metode Algutinasi
B. Tujuan
Untuk mengetahui golongan darah pada pasien.
C.Prinsip
            Adanya anti bodi yang terdapat dalam sampel darah akan bereaksi dengan anti gen yang terdapat pada serum sehingga terjadi aglutinasi.
D. Prosedur
E. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b.Persiapan sampel Darah kapiler
c.Alat dan Baha
1.Objek gelas
2.Auto klik
3.Lanset
4.Serum anti A ,B dan O
F. Analitik
a.Cara Kerja
1.Meneteskan 1 tetes serum anti A di sebelah kiri, 1 tetes serum anti B di tengah dan 1 tetes anti AB di sebelah kanan pada objek glass.
2.Melakukan fungsi kapiler dan ambil darahnya dengan mengunakan ujung objek gelas dan campur.
3.Menggoyangkan objek gelas dengan membuat gerakan lingkaran.
4. Memperhatikan adanya aglutinasi dengan mata belaka.

b.Interpretasi hasil.
Anti –A
Anti –B
Anti –D
Gol.Darah

O

+
+
A

+
+
B

+
+
+
AB

                                                                       
            G. Pasca Analitik
                   a. Mencatat hasil dibuku arsip
                   b. Mencatat hasil diformulir, hasil kemudian ditanda tangani                                        penanggung jawab laboratorim.
2. Pemeriksaan Widal
A.    Metode  : slide
B.     Tujuan
Untuk Membantu mendiagnosa Tifes
C.     Prinsip
Adanya  anti  bodi  salmonela  pada  sampel  penderita  akan bereaksi  dengan  antigen  yang  terdapat  pada  reagent  widal sehingga  menyebabkan  reagent  aglutinasi.
D.    Prosedur kerja
E.     Pra Analitik
a.Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b.Persiapan sampel
Darah vena

c. Alat dan Bahan
1.Centrifuge
2.Spoit
3.Kapas alkohol
4.Plat widal
5.Antigen O dan H.
F. Analitik
a.Cara kerja
1.Mengambil darah vena sebanyak 3 cc
2.Darah yang telah diambil dimasukan dalam tabung reaksi kemudian disentrifuge hingga plasma terpisah dengan serum.
3.Meneteskan  antigen  salmonela O dan H masing masing dua tetes pada plat
4.Menambahkan  masing  masing  satu  tetes  serum  diatas antigen yang telah ada pada plat.
5.Mencampurkan  masing  masing  serum  dengan antigenya dengan ujung pengaduk lalu goyang goyangkan.
6.Tepat 1 menit kemudian amati reaksi aglutinasi pada masing masing bagian.
7.Pernyataan  hasil dengan kelipatan 2 seperti 1/40, 1/80, 1/160, dan 1/360.
8.Melapor dan catat hasilnya.
G. Pasca analitik.
a.Mencatat hasil dibuku arsip
b.Mencatat hasil diformulir, hasil kemudian ditandatangani penanggung jawab laboratorium.
3. Pemeriksaan tes kehamilan(HCG).
A. Metode
    Strip.
B. Tujuan
Untuk mendeteksi hormon human chorionic onadotropin dalam urine yang mengidentifikasi kehamilan
C.Prinsip
Pregnancy strip merupakan suatu strip yang terdiri bantalan penyerap specimen mengandung antibody monoclonal mouse-anti HCG yang di konjugasi dengan zat warna colloidal gold . Zona test pada daerah membrance diikat dengan anti body goat anti-HCG dan zona kontrol dengan goat anti mouse igG. Selama pengetesan,spesimen urine diisap oleh bantalan penyerap dan bergerak melintasi daerah membrance sampai mencapai bantalan penyerap sisa reaksi dengan gaya kapiler. Didalam bantalan penyerap specimen HCG dalam urine akan diikat oleh goldconjugate membentuk kompleks kemudian bergerak menuju daerah membrance. Anti body goat anti-HCG yang terikat pada zona test akan menangkap kompleks tersebut membentuk sebuah garis berwarna biru muda yang menunjukkan adanya HCG dalam spesimen urine. Satu garis biru muda yang tampak pada kontrol yang memastikan bahwa pregna test berfungsi dengan baik.
D.Alat
1. Pregna strip
2. Wadah tempat urine
E. Bahan
1. urine
F. Cara kerja
1. Membuka pembungkus pregna test
2. Mencelupkan strip ke dalam wadah yang berisi spesimen erine sampai    tanda Batas garis maksimum dibawah tanda panah.
3.Membiarkan urine mengalir membasahi seluruh permukaan datar dan tunggu 30-60 detik kemudian letakkan strip pada permukaan datar dan tunggu selama 2 menit
4.pembacaan hasil
a. (+) / positif jika tampak 2 garis berwarna merah muda,1 pada zona test (bawah) dan pada zona kontrol (atas)
b.(-) / negatif jika tampak 1 garis biru muda yaitu pada zona kontrol saja
c.invalid jika tidak  tampak garis pada zona control

4. Pemeriksaan HIV
A. Metode  : imunokromatografi (repid test )
B. Tujuan
Mendeteksi  keberadaan  virus  HIV  atau  antibod HIV dalam sampel Serum.
C.Prinsip
Specimen yang di teteskan pada ruang membrane bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan specimen. Selanjutnya akan brgerak secara kromatografi dan bereaksi dengan antigen HIV rekombinan yang terdapat pada garis test. Jika specimen mengandung antibody HIV maka akan timbul garis warna.
D. Alat
1.      Strip HIV/Test card HIV
2.      Pipet tetes
3.      Tabung reaksi kecil + rak 
4.      Timer
E.Bahan
1.      Sampel serum
2.      larutan  buffer

F.Cara kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Dimasukkan 1 tetes serum pada sumur sampel.
3.      Ditambahkan 4 tetes larutan buffer.
4.      Didiamkan selama 10-20  menit.
5.      Dibaca reaksi yang terjadi.
G.Interpertasi Hasil
1.      Positif  : Terbentuk dua atau tiga garis berwarna , satu pada zona garis test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control. Hal ini berarti pada serum terdapat antibody HIV.
2.      Negatif : Terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja, ini berarti pada serum dan plasma dan darah tidak ada antibody HIV.
3.      Invalid/Test gagal       : Jika tidak timbul garis warna zona Control maka tes di nyatakan gagal,ulangi test dengan alat yang baru.
4.      Kesimpulan : Sampel yang di periksa tidak terdapat antibody HIV , dan sampel di nyatakannegative.

5.      Pemeriksaan malaria
A.Metode : Immunokromatografi (rapid test )
B.Tujuan :
Untuk mengidentifikasi adanya antigen malaria dalam darah
pasien.
C.Prinsip
Berdasarkan reaksi kromatografi yang menimbulkan garis pada zonacontroldan test jika terdapat plasmodium dalam sampel darah. Reaksiantigen antibody menggunakan immunokromatografi sandwich.
H.     Alat
1.      Strip malaria
2.      Loup bouer
3.      Lanset
I.       Bahan
1.      Sampel serum (hole blood)
2.      Reagen buffer

J.       Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kondisikan reagen pada suhu kamar.
3. Tusuk jari pasien dengan menggunakan lanset lalu letakkan satu lup specimen keatas strip .
4. Ditambahkan 2 tetes larutan buffer.
5. Didiamkan selama beberapa menit.
6.Dibaca reaksi yang terjadi.
F. Interpretasi hasil          
1.      Positif    : Terbentuk dua atau tiga garis berwarna , satu pada zona garis test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control.
2.      Negatif  : Terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja
3.      Invalid/Test gagal   : Jika tidak timbul garis warna zona Control maka tes di nyatakan gagal.  
4.      Kesimpulan      : Dalam darah pasien (sampel) tidak didapatkan plasmodium (negative).



D . PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
1. Periksaan DDR/ MALARIA
A.Metode : geimsa
B.Tujuan
Untuk mengetahui jenis plasmodium
C.prinsip
Parasit malaria (Plasmodium) yang terdapat dalam darah,pada sedian mikroskop darah yang diwarnai dengan pewarnaan giemsa,akan memberikan warna merah pada inti dan warna biru pada plasma dan ciri-ciri yang spesifik untuk setiap spesies plasmodium.
D.Alat
1.      Mikroskop
2.      kaca objek
3.      lanset
4.      rakpengecetan
5.      kaca penggeser
6.      pipet tetes



E.Bahan
1.      larutan giemsa
2.      Metanol
3.      Oil limersi
F.Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Teteskan darah pada ujung dari objek glass
3. letakkan kaca penghapus diatas objek glass dengan sudut 450
4.Tarik kaca penggeser kearah tetesan darah sampai menyentuh dan melebar ke pinggir kaca penggeser
5. Dengan cepat kaca penghapus digeser kedepan atau bertentangan dari arah pertama sehingga darah akan merata diatas objek glass sampai lapisan tipis
6.keringkan hapusan,dan simpan diatas rak pewarnaan
7.kemudian fiksasi dengan metanol hingga menutupi seluruh bagian objek glass,biarkan selama 5 menit
8.Setelah itu, genangi dengan larutan giemsa dibiarkan selama 45menit
9.Bilas dengan air mengalir.lalu keringkan
10.diamati dibawah microskop dengan pembesaran 100x.
F. Hasil
1. Plasmodium falcifarum hanya bentuk cincin             F
2. Plasmodium falcifarum hanya gametosit                 F+G
3. Plasmodium vivax untuk semua stadium                   V
4. Plasmodium malariae untuk semua stadium            M
5. Tidak ada parasit                    Neg
6. infeksi campuran  Mix


BAB IV
PEMBAHASAN
Pada Praktikum di kampus metode yang digunakan berbeda dengan yang digunakan  pada  PKM  Mangasa. Pada  Praktikum  di  kampus yang diutamakan adalah ketepatan tetapi pada PKM yang diutamakan adalah kecepatan  dalam  mengolah  sampel  dan  juga  mengutamakan ketepatan dalam memberi hasil yang akurat kepada pasien.
Pada pemeriksaan hemoglobin dikampus dengan di puskesmas mengunakan metode yang sama ,yaitu metode sahli. Darah oleh HCL 0,1 N diubah menjadi asam hematin yang berwarna coklat tua dan diencerkan dengan aquadest sampai warnanya sama dengan warna standar pada haemometer dan dibaca pada skala yang dinyatakan dalam gram persen (gr%).
Pemeriksaan jumlah leukosit, dikampus menggunakan metode pengenceran dalam pipet leukosit dimana darah diisap sampai garis tanda 0,5 tepat kemudian turk di hisap sampai garis tanda 11 dan tidak boleh terdapat gelembung udara didalam pipet. Setelah itu di kocok ,larutan juga harus diendapkan selama 2-3 menit didalam bilik kamar hitung sebelum sel dihitung.sel dihitung dalam 4 kotak besar dan hasilnya dikali 50. Sedangkan di PKM menggunakan metode pengenceran dalam tabung dimna darah sebanyak 20μl diencerkan dengan larutan turk sebanyak 0,38ml. Dikocok kemudian diisikan kedalam kamar hitung dan siap untuk dihitung .sel juga di hitung dalam kotak besar dan hasilnya di kali 50. Metode ini jelas lebih  menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan mnggunakan metode pengenceran dengan pipet leukosit.
Pada pemeriksaan trombosit ,dikampus menggunakan metode manual langsung dimana larutan darah diisap sampai garis tanda 0,5 pada pipet eritrosit dan larutan rees ecker sampai garis tanda 101. Sel dihitung pada seluruh bidang eritrosit (25 kotak sedang ) dan jumlah selnya didapat dikali 2000. Sedangkan di PKM menggunakan pengenceran dalam tabung dimna darah sebanyak 20μl diencerkan dengan larutan amonium oxalate sebanyak 0,5ml. Dikocok kemudian diisikan kedalam kamar dan isap dihitung. Sel juga dihitung dalam 5 kotak sedang dan hasilnya dikali 1200.metode ini jelas lebih menghemat metode pengenceran dengan pipet eritrosit
Untuk pemeriksaan urine menggunakan metode yang sama,yaitu pemeriksaan albumin menggunakan asam sulfosalicil 20% palno test yang berdasarkan reaksi kromatografi yang menimbulkan garis pada zona control dan test jika terdapat hormone chorionic gonadotropin (HCG) dan sampel urine,dan hanya menimbulkan garis pada zona control saja jika terdapat HCG dalam urine.
Pemeriksaan sediment urine menggunakan metode yang sama, yaitu mikroskopik. Urine di homogenkan dan disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 1500rpm.
Untuk pemeriksaan malariajuga menggunakan 2 metode yaitu  hapusan darah dan RDT malaria.
Pemeriksaan  Malaria  (DDR),  dikampus  menggunakan  Aquadest  untuk  menghemolisis  apusan darah tebal selama 1 – 2 menit sebelum dilakukan  pewarnaan  menggunakan  giemsa dan apusan darah tipisnya difiksasi  dengan  methanol  sedangkan  pada PKM tidak menghemolisis terlebih dahulu dengan aquadest sebelum diwarnai tetapi langsung mewarnai apusan  darah  tadi  dengan 
giemsa  yang sebelumnya sudah di encerkan dengan  menambahkan  aquadest  yaitu  pengenceran   3%  (Aquadest 9,7 ml dan giemsa 0,3 ml)  dan  apusan  tipisnya  tetap  difiksasi  dengan methanol, jadi lebih menghemat waktu.
Adapun beberapa pemeriksaan yang belum diajarkan dikampus didapatkan di PKM antara lain : GDS,Asam urat dan cholestrol,tes widal dan pemeriksaan golongan darah.
1.GDS,Asam urat dan Cholestrol : Darah kapiler dimasukkan atau diresapkan pada strip yang sudah dipasang pada alat easy touch dan hasilnya terbaca secara otomatis pada alat auto chek ,yang dinyatakan dalam mg/dl
2 .Test widal : Menggunakan metode slide, dengan prinsip adanya antibody salmonella pada sampel pasien akan bereaksi dengan antigen yang terdpat pada reagent widal sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi
3.Pemeriksaan golongan darah : Darah yang mengandung antibody dan diberi antigen yang sama (antibody A diberii serum antigen A ) akan mengalami aglutinasi
                                 
.



BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari hasil praktikum klinik pengkayaan I yang telah kami lakukan di PKM Mangasa yang dimulai pada tanggal 01-27  februari 2016 ,banyak pengetahuan yang kami dapatkan yang kami dapatka khususnya dalam bidang laboratorium kesehatan. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa praktikum klinik pengkayaan I merupakan program yang sangat penting dilakukan mahasiswa,karena dengan adanya praktikum ini menambah ilmu yang kita dapatkan selain pengetahuan yang didapatkan di kampus.praktikum ini bertujuan :
1.      Praktikum klinik merupakan program yang sangat penting dilakukan oleh setiap mahasiswa dengan tujuan
a.       Memantapkan diri untuk terjun ke masyarakat
b.      Mengevaluasi diri dalam hal pengetahua praktek maupun teori
c.       Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
d.      Meningkatkan kedisiplinan
2.      Keterampilan dengan pengetahuan yang lebih serta kelengkapan alat merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam melakukan pemeriksaan
3.      Pemeriksaan laboratorium sangat besar artinya dalam penentuan diagnosa suatu penyakit
4.      Kebersamaan dan kerjasama merupakan suatu hal yang harus kita pertahankan
B.SARAN
Kerjasama yang sudah terjalin baik dengan pihak institusi kampus dengan puskesmas dapat terus berjalan, sehingga ditahun-tahun berikutnya yang akan datang teman-teman dapat kembali praktek di PKM Mangasa.












DAFTAR PUSTAKA

§  Departemen Kesehatan, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta, 1992
§  Ganda Soebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Jakarta.1969
§  Ariandi,Dedy.Buku Saku Analis Kesehatan.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar