Visitor

Kamis, 30 Maret 2017

KOMUNIKASI TERAPEUTIK “ KASUS ABORSI” DIV BIDAN PENDIDIK

                                                                                    
Narator          : ZULFI PRINT
Bidan              : ZULFITRIANI28.BLOGSPOT.CO.ID
Asisten Bidan :
Ibu hamil        :
Suami             :

Di suatu desa tepatnya di desa Donri-Donri terdapat BPS (Bidan Praktik Swasta) milik seorang bidan yang bernama Bidan Awaliyah, dia sudah lama mendirikan BPS tersebut hampir 7 tahun di daerah tersebut. Banyak sekali warga desa yang antusias untuk memeriksakan kesehatanya ke BPS tersebut. Suatu hari pukul 09.00 pagi ada pasangan suami istri yaitu Pak Risky dan Bu Rini yang datang ke BPS Bidan Awaliyah dengan wajah yang tampak cemas. Karena masih ada pasien yang berkonsultasi sehingga kedua suami istri itu menunggu di ruang tunggu, sampai pasien tersebut selesai berkonsultasi dan memeriksakan kesehatanya serta meninggalkan ruangan bidan sarah
Bu Rini                           : “assalamualaikum… selamat pagi bu bidan! (sambil tersenyum cemas)
Pak Risky                      : (hanya tersenyum)
Tenri                                     : “waalaikumsalam ..selamat pagi juga bu dan pak Mari pak..bu.. silahkan duduk…
Bu Rini dan Pak Risky    : terimakasih bu bidan….
Bidan Awaliyah              : “wah ibu rini terlihat semakin cantik ya , badanya juga sudah bagus dan kurus kembali setelah 8 bulan kemarin melahirkan putra pertamanya!”
(sambil tersenyum ramah)
Bu Rini                           : “bu bidan ini bisa saja!”(tersenyum malu)
Bidan Awaliyah              : “(tersenyum), apa ada yang bisa saya bantu bu rini dan pak suto? Saya perhatikan ketika pertama kali masuk bapak dan ibu terlihat cemas, apakah itu benar?”
Pak Risky                 : “iya bu bidan jadi begini bu.. istri saya ini telat menstruasi dua bulan,
saya takut kalau istri saya hamil lagi, padahal anak saya yang pertama baru berumur 8 bulan dan melahirkan di sini juga kan bu? Ibu bidan pasti masih ingat.
Bu Rini                      : Saya juga sering mual muntah di pagi hari bu.. sama seperti ketika saya Hamil anak saya yang pertama, disini kami ingin memastikan apa benar
                                    saya ini hamil atau tidak!”
Bidan Awaliyah        : “ jadi begitu ya pak.. bu.. baiklah kalau begitu saya akan melakukan tes kehamilan pada ibu, untuk itu saya membutuhkan air kencing ibu untuk dilakukan tes, apakah bapak dan ibu bersedia?” cara ini sama ketika  ibu memeriksakan kehamilan ibu yang lalu!”(ucap bidan awaliyah dengan nada yang sabar)
Pak Risky dan Bu Rini: “Iya bu bidan kami bersedia!”
Bidan Awaliyah                 :”baik kalau begitu pak risky dan bu rini ! Sebelum itu ibu bisa kencing terlebih dahulu di kamar mandi sebelah sana(sambil menunjukkan arah) kencing di wadah ini ya bu rini (memberikan wadah tempat air kencing kepada bu rini) setelah itu ibu rini kembali lagi kesini, pak risky bisa  mengantarkan bu rini untuk ke kamar mandi!”
Pak Risky dan Bu Rini: iya bu bidan, kalau begitu kami permisi dulu!”
Bidan Awaliyah            : iya silahkan pak.. bu..
Pak Risky dan Bu Rini meninggalkan ruang pemeriksaan Bidan Awaliyah menuju ke kamar mandi untuk mengambil specimen urin. Sambil menunggu Pak Risky dan Bu R kembali ke ruang pemeriksaan, Bidan Awaliyah meminta bantuan asisten bidan untuk mempersiapkan pemeriksaan urin Ibu Rini
Bidan Awaliyah: “Dek…  tolong kamu siapkan pemeriksaan urin ibu rini ya!”
Tenri (Asbid)             : “iya Bidan !”
Setelah 5 menit kemudian Pak Tenri dan Bu Rini kembali ke ruang pemeriksaan dan memberikan urinya kepada Bidan Sarah
Ibu Rini                            :” ini bu bidan air kencing saya!”(sambil memberikan urinya)
Bidan Awaliyah           :” iya bu.. sekarang ibu dan bapak tunggu sebentar ya..kira-kira 7 menit kami akan memberitahu hasilnya!”
Pak Risky dan Bu Rini         : “iya bu bidan!”
Kemudian Bidan awaliyah dan asisten bidan memeriksa urin ibu rini dan setelah beberapa menit kemudian hasil menunjukkan ibu rini positive hamil. Segera bidan sarah menghampiri ibu Rini dan bapak risky
Bidan Awaliyah               : “selamat ya pak ternyata ibu rini positive hamil!”(sambil tersenyum bahagia)
Pak Tenry                   : “astaghfirullohaladzim….bagaimana ini buk..?”(dengan ucapan kaget dan ekspresi wajah tidak suka) sudah bapak duga pasti ibu hamil lagi!”
Bu Rini                            : “pak…gimana ini pak? Ibu juga tidak tau kok bisa jadi begini!” bu bidan tolong kasih saya pil bu bidan, agar saya dapat menstruasi  kembali bulan ini…anak saya masih kecil bu bidan masih butuh kasih sayang kami bu, saya tidak tega kalau dengan adanya anak ini , anak saya yang pertama merasa terabaikan dan saya sama sami saya juga akhir-akhir ini sibuk bekerja bu bidan..saya mohon bu bidan..(sambil Ibu rini memelas kepada bidan awaliyah)
Pak Risky                        : “ iya bu bidan tolong kami bu bidan. ..berapapun biayanya akan saya bayar bu bidan,,asalkan bu bidan mau memberikan pil itu kepada istri saya!”
Bidan Awaliyah               : “ mohon maaf sebelumnya  pak risky dan bu rini.. saya tidak bisa karena melakukan hal tersebut, saya akan berdosa , itu sama saja saya melakukan pembunuhan pada janin yang ada di dalam perut ibu rini dan dalam profesi saya perbuatan ini dianggap sebagai perbuatan yang melanggar hukum.. jadi mohon maaf sekali saya tidak bisa membantu pak tenri dan bu rini untuk menggugurkan kandungan ibu rini!”
Pak Risky               :”lalu bagaimana ini bu bidan… apa yang harus kami lakukan?”
Bidan Awaliyah        :” saya sangat menyarankan untuk pak risky dan bu rini untuk menjaga, merawat dan membesarkan janin ini, karena anak itu merupakan anugrah dan titipan dari Allah SWT yang harus kita jaga dan kita rawat. Apa bapak dan ibu tega membunuh calon anak bapak dan ibu sendiri?”
Bu Rini               :” lalu bagaimana dengan anak saya yang pertama bu bidan? Saya takut dengan saya hamil, saya tidak bisa merawatnya dengan baik apalagi saya juga masih memberikan ASI eksklusif pada anak saya!”
Bidan Awaliyah       : “begini bu rini.. ibu jangan khawatir dengan ibu menjaga pola makan ibu dengan makan makanan yang bergizi selama hamil, ibu tetap bisa menjaga, merawat dan memberikan ASI eksklusif pada anak ibu. Untuk itu ibu saya anjurkan untuk terus memeiksakan kehamilan ibu  secara rutin dan teratur agar saya bisa memantau pertumbuhan dan perkembangan kondisi ibu dan janin ibu. Oleh karena itu juga ibu harus membatasi aktivitas ibu sehingga ibu lebih optimal dalam menjaga dan merawat anak putra ibu yang pertama dan janin ibu yang masih di dalam kandungan”! bagaimana pak  dan bu rini?”
Pak Risky dan Bu Rini terlihat berdiskusi satu sama lain
Pak Risky           : “menurut saya ,semua yang dikatakan bu bidan benar, kami sepakat untuk mempertahankan calon bayi kami ini bu bidan, terimakasih atas saranya bu!”
Bu Rini                         : “iya bu bidan, hampir saja kami melakukan tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan oleh orang tua kepada anakmya” saya akan menuruti dan menjalankan nasihat dari bidan, dan akan terus memeriksakan kehamilan saya ini secara rutin seperti ketika saya hamil anak pertama saya dulu!”
Bidan Awaliyah    :”Alhamdulillahirobbilalamiin..saya sangat senang mendengar hal ini, keputusan  bapak risky da ibu rini memang sangat tepat. “(sambil tersenyum bahagia)
Pak Risky            : “ baiklah kalau begitu bu.. saya dan istri saya pamit terlebih dahulu karena saya harus bekerja lagi, terimakasih atas bantuan bu bidan hari ini!”
Ibu Rini               : “ iya bu bidan saya juga sangat berterimakasih!” oh ya kira-kira kapan saya bisa datang kembali kesini untuk memeriksakan kehamilan saya?”
Bidan Awaliyah          :”iya pak risky dan bu rini sama- sama. Ibu  bisa datang kembali 2 minggu lagi jam 9 pagi ya bu?”
Ibu Rini                :” iya bu bidan, kalau begitu kita pamit dahulu..mari bu bidan
                                assalamualaikum!”(kemudian meninggalkan ruangan)
Bidan Awaliyah          :” waalaikumsalam …!”






Tidak ada komentar:

Posting Komentar