BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakangMasalah
Kopi
merupakan salah satu contoh minuman yang paling terkenal di kalangan masyarakat.
Kopi digemari karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas
(Ramalakshmidkk,2008). Kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon yang
termasuk dalam family Rubiacedan genus
coffea, tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan dapat tumbuh mencapai
tinggi 12 meter. Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi
yang paling sering di budidayakan adalah kopi arabika ( Coffea Arabica) dan robusta ( Coffea
Canephora) ( Danarti dan Najiyati ,dalam Kristiyanto Danang dkk, 2013).
Kopi
memiliki antioksidan yang lebih banyak dibandingkan minuman lainny. Asam klorogenat
merupakan antioksi dan dominan yang ada dalam biji kopi yaitu berupa ester yang
terbentuk dari asam trans – sinamat dan asamquinat. Asam klorogenat merupakan senyawa
penting yang mempengaruhi pembentukan rasa, bau, dan flavor saat pemanggangan
kopi, serta merupakan parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas
kopi ( Farah dkk, dalam Kristiyanto Danang dkk, 2013). Senyawa tersebut dikenal
sebagai zat anti kanker dan dapat melindungi sel untuk melawan mutasi somatic.
Di
samping memiliki kandungan yang menguntungkan kopi juga memiliki zat yang dapat
membahayakan kesehatan yaitu kandungan kafein dan asam organic yang tingi .Kafein
merupakan salah satu derivate xantin yang
mempunyai daya kerja sebagai stimulasi system syaraf pusat, stimulasi otot jantung,
relaxasi otot polos dan meningkatkan dieresis dengan tingkat berbeda.Kandungan asam
dan kafein yang berlebihan dapat menimbulkan jantung berdebar, ganguan lambung,
tangan gemetar, gelisah, ingatan berkurang dan sukar tidur. ( Tan Raharjo,
dalam Kristiyanto Danang dkk, 2013).
Kafein
adalah stimulant kimia alami yang disebut trimethylxanthine.
Rumus molekul adalah C8H10N4O2.Ini
adalah obat dan berbagai sejumlah ciri – cirri dengan obat yang lebih terkenal kokain
dan heroin. Kafein menggunakan mekanisme biokimi asama dengan obat lain untuk merangsang
system saraf pusat (SSP). Dalam bentuk murni, kafein adalah bubuk Kristal putih
yang rasanya sangat pahit. Hal ini cukup larut dalam air pada suhu kamar ( 2g/
100 mL ) tapi sangat larut dalam air mendidih ( 66g/100 mL ). Kafein tidak mengandung
pusat stereogenik dan karenanya diklasifikasikan sebagai molekul akiral sumber umum
dari kafein adalah kopi , teh, minuman ringan
dan minuman energi, suplemen kafein dan ( pada tingkat lebih rendah ) coklat berasal dari biji kakao ini secara medis
berguna untuk merangsang jantung dan juga berfungsi sebagai diuretic ringan.
Hal ini, kafein digunakan sebagai dorongan energy atau perasaan kewaspadaan tinggi
kafein dapat memiliki efek negative pada ganguan kecemasan. ( Farmakologis UI,
dalam DwiAptika N Made dkk, 2015).
Berdasarkan
uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kadarkafein
pada kopi kemasan.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka masalah yang timbul pada penelitian ini bagaimana kah
hasil pemeriksaan kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan yang diukur dengan
menggunakan spektrofotometer UV – VIS.
C.
TujuanPenelitian
1. Untuk
menentukan kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan.
2. Untuk
menentukan normal atau tidaknya kadar kafein yang terkandung dalam kopi
kemasan.
D.
ManfaatPenelitian
1.
Institusi
Sebagai referensi pengetahuan dibidang Amami (
analisis makanan dan minuman ) dan sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.
2.
Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat agar
dapat mengetahui kadar kafein yang terkandung dalam kopi kemasan
3. Peneliti
Menambah pengetahuan
dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan
ilmu yang telah di peroleh selama mengikuti perkuliahan khususnya mata kulia amami
( analisis makanan dan minuman).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan
Umum Tentang Kopi
1.
Pengertian
Kopi
Kopi adalah salah satu minuman yang paling
terkenal di seluruh dunia. Kopi selain
memberikan satu kenikmatan kopi juga dapat memberikan efek stimulasi system
saraf pusat, laporan menunjukan bahwa konsumsi kopi dapat membantu mencegah
beberapa penyakit kronis, terutama diabetes mellitus tipe 2, penyakit
parkinsom, dan penyakit hati
(Sirosis dan karsinoma hepatoseluler).
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan
lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber
penghasilan bagi tidak kurang dari satu juta jiwa petani kopi di Indonesia
(Rahajo, 2012, dalam Muhammad HammadMufakkarKhan, dkk, 2014).
Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak
digemari masyarakat, karena kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi.
Kopi dapat digolongkan sebagai minuman
psikotimulant yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi
kelelahan, dan membuat perasaan menjadi lebih tenang. Oleh karena itu, tidak
mengherankan di seluruh dunia kopi menjadi minuman favorit, terutama kaum pria.
Senyawa kimia yang ada didalam kopi terdiri dari
senyawa volatile dan non – volatile. Senyawa volatile berpengaruh pada aroma
kopi, sedangkan senyawa non – volatile akan berpengaruh terhadap mutu kopi, seperti kafein yang
merupakan alkaloid xanthin.
Kopi mengandung lebih dari 800 volatil ( Makri dkk,
dalam Madihah, K. Y Ku, 2013 ) milik keluarga kimia yang berbeda termasuk asam,
alkohol, aldehisa, ester, furan, lakton, senyawa fnolik dan pirazin. Senyawa
ini bertanggung jawab untuk aroma kopi dan juga disebut aroma kunci.
a.
Adapun
jenis – jenis kopi antara lain
1.
Kopi Luwak
2.
Kopi Good Day
3.
Kopi ABC Moka
4.
Kopi Kapal Api
5.
Kopi Mix
6.
Kopi Torabika
7.
Anger Sari
8.
Tanpa Merek
b.
Berikut
ini efek samping yang muncul jika kebanyakan minum kopi
1.
Gelisah
Tidak
semua orang mengalami efek samping gelisah, namun penelitian di University of Michigan membuktikan
keparahannya bisa menyebabkan seseorang muda tersinggugng bahkan sampa
tangannya gemetar.
2. Gangguan kardiovaskuler
Jantung akan terasa
berdebar – debar bila terlalu banyak minum kopi, karena dalam kadar tertentu
kafein dapat mempengaruhi susunan saraf pusat di otak.
3. Sakit Kepala
Efek sakit kepala
biasanya muncul jika mengkonsumsi terlalu banyak misalnya minum lebih dari 2 –
3 cangkir kopi ata 5 – 6 cangkir kopi biasa setiap hari.
4.
Gangguan
Pencernaan
Dikeluhkan
juga rasa mulas dan rasa mual dalam perut. Bukan karena kopinya yang sudah
basi, tapi kafein itu sendiri memang meningktkan produksi asam di lambung
sehingga tidaak dianjurkan minum kopi sebelum makan.
5.
Gangguan
kencing
Disaat
udara dingin, menghangatkan diri dengan minum kopi bukan lah ide yang baik.Hawa
dingin saja sudah menyebabkan kencing menjadi sering, di tambah efek samping
kafein sebagai diuretic.
6.
Insomnia
Efek
samping paling umum dari minum kopi terlalu banyak adalah tidak bisa
tidur.umumnya efek ini berdampak bagi kaum usia lanjut. Bagi yang masih muda
mungkin hanya memicu rasa lelah saja.
B.
Pengertian
Kafein
Kafein
adalah salah satu bahan yang paling komprehensif dipelajari dalam produk
makanan. Namanya kaffea kata jerman
dan kata kafe prancis, masing – masing kopi makna sumber alami kafein termasuk
varietas yang berbeda dari biji kopi yang merupakan sumber utama kafein, dau
teh (Camellia sinensis), biji guarana
( Paullinia cupana ), kawin daun ( Ilex paraguariensis ), biji kacang kola
( Cola nitida, Cola acuminita ) dan
biji kakao ( Theobromacacao) ( Barone
ddk, 1996, dalam Hameed abdel sayed, S ).
Kafein
merupakan alkaloid Kristal xanthine berwarna puti dan rasanya pahit yang bisa
digunakan sebagai perangsang syaraf ( psychoactive
stimulan ) dan juga memiliki efek diuretic ( gampang besar )pada manusia
dan hewan. Kafein ditemukan oleh ahli kimia jerman, Friedrich Ferdinand Runge,
pada tahun 1819.Dia menamainya dengan istilah ‘‘kafein’’ yaitu senyawa kimia
yang ada pada kopi yang dalam logat inggris menjadi caffeine. Kafein juga
dinamai ‘‘ guaranine’’ karena ditemukan
pada guarana ‘‘ matein’’ ketika ditemukan pada mata dan ‘‘theine’’ ketika
ditemukan pada teh semua nama ini merupakan sinonim dari kafein.
Kafein
adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun
the, dan biji coklat. Kafein memiliki farmakologis yang bermanfaat secara
klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos
terutama otot polos brongkus dan stimulasi otot
jantung ( Coffeefag, 2001, dalam Kesia Rialita M dkk, 2013).
Kafein
merupakan perangsang sususnan syaraf
pusat, dapat menyebabkan diuresis, merangsang otot polos jantung termasuk otot polos brongkus dalam dosis
standar 50 – 200 mg, kafein utamanya mempengaruhi lapisan luar otak. Pengaruh
ini bisa mengurangi kelelahan.Dalam dosis yang lebih besar, pusat vasomotor dan
pernapasan berpengaruh. Kadar kafein yang terkandung di dalam biji kopi robusta
adalah 2% sedangkan kopi arabika adalah
1% sedangkan polifenol merupakan senyawa kimia yang bekerja sebagai anti oksida
kuat di dalam kopi ( Almada Vanzaitan 2010, dalam Putri Wirabuna dkk, 2003).
Kandungan
kafein dalam sampel kopi ditentukan oleh berbagai metode analisis dan tingkat
yang dilaporkan berdasarkan kemampuan dari metode yang diadopsi.Organisasi
Internasional untuk standardisasi (ISO) telah merekomendasikan dua metode untuk
penentuan kandungan kafein dalam sampel kopi. ISO 4052 menentukan kadar kafein
melalui spektrofotometer UV – VIS dan ISO 20481 memperkirakan kandungan kafein
melalui kromatografi cair kinerja tinggi ( HPLC ).
Kandungan
kafein pada kopi selain memberikan dampak negative terhadap manusia, juga
memberikan dampak positif karena di balik kenikmatannya, kopi memiliki
kandungan kafein yang memiliki pengaruh positif dan negative yang dapat bekerja
pada tubuh manusia.
a.
Dampak
positif
Kafein yang terkandung dalam kopi mempunyai
manfaat atau keuntungan bagi tubuh
manusia antara lain:
1. Menekan
pertumbuhan sel kanker.
2. Menurunkan
resiko terkena dia bêtes militus.
3. Meningkatkan
metabolisme energy.
4. Mengurangi
resiko penyakit Alzheimer dan Demensia.
5. Mengurangi
terkena penyakit Parkinson.
6. Sebagai
antioksidan yang efektif.
7. Berfungsi
sebagai analgesik ( pembunuh rasa sakit ).
b.
Dampak
negatif
Selain bermanfaat untuk kesehatan ternyata kafein
juga memiliki efek buruk bagi kesehatan diantaranya yaitu :
1. Meningkatkan
resiko terkena struk.
2. Kafein
dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi karena terlalu banyak berkemi.
3. Kafein
menghambat produksi melatonin di otak.
4. Dapat
menyebabkan keguguran spontan atau kerusakan pada janin.
5. Menghambat
enzim – enzim yang digunakan dalam pembentukan memori, dan pada akhirnya
menyebabkan hilangnya memori.
6. Dapat
beracun pada otak.
7. Orang
yang mengkonsumsi lima sampai enam
cangkir kopi sehari memiliki resiko dua kali lebih besar terhadap serangan
jantung.
8. Dapat
merusak DNA dan menyebabkan menjadi abnormal dengan menghambat mekanisme
perbaikan DNA.
9. Kafein
dapat menyerang cadangan energi sel – sel otak dan menurunkan ambang kendalinya
sedemikian rupa.
Bagi pengemar kopi paling aman adalah
minnum dalam jumlah yang wajar agar kafeinnya memberikan manfaat bagi tubuh
kita namun berefek samping seminim mungkin.
Berdasarkan FDA ( Food Drug Administration) yang diacu dalam Liska ( 2004), dosis yang di izinkan 100 –
200 mg/ hari, sedangkan menurut SNI 01 – 7152 – 2006 batas maksimum kafein
dalam makanan dann minuman adalah 150 mg/ hari dan 50 mg/ sajian. Kafein sebagai
stimulant tingkat sedang (mild stimulant ) memang sering kali
diduga sebagai penyebab kecanduan, kafein hanyadapat menimbulkan kecanduan jika
dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan
rutin. Karena gejala akan hilang hanya
dalam satu dua hari setelah konsumsi ( Kesia Rialita, dkk,2013 dalam Dwi Aptika
N Made, dkk 2013).
Spektofotometer merupakan salah satu
metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu
sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi
antara materi dengan cahaya.Cahaya yang dimksud dapat berupa cahaya visibel, UV
dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih
berperan adalah electron valensi.
a.
Radiasi
electromagnetic memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dua listrik
cahaya yaitu :
1. Sebagai
gelombang.
2. Sebagai
partikel – partikel energy yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka beberapa
parameter perlu diketahui misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energy tiap
foton.Panjang gelombang didefenisikan
sebagai jarak antara dua puncak.
1. Sel
sampel berfungsi sebagai tempat melekat sampel UV –VIS menggunakan kuvet
sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas,
namunn kuvet dari kuarsa yang terbuat
dari silica memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang
terbuat dari kaca dan plastic dapat
menyerap UV sehingga pengunanya hanya pada spektrofotometr sinar tampak ( VIS).
Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebat 1 cm.
2. Detector
berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi
arus listrik. Syarat – syarat sebuah detector:
a) Kepekaan
yang tinggi
b) Perbandingan
isyarat atau signal dengan bising tinggi.
c) Respon
konstan pada berbagai panjang gelombang.
d) Waaktu
respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e) Signal
listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam – macam detector :
a) Detector
foto ( photo detector ).
b) Photocell,
misalnya CdS.
c) Phototube.
d) Hantaran
foto.
e) Dioda
foto.
f) Detector
panas.
3. Read
out merupakan suatu system baca yang menankap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detector.
a. Proses absorbansi cahaya pada
spektrofotometer
Ketika
cahaya dengan panjang gelombang ( cahaya polikromatis ) mengenai suatu zat,
maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan di serap. Di dalam
suatu molekul yang memegang peran penting adalah electron valensi dari setiap
atom yang ada hingga terbentuk suatu
materi. Electron –elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat
berpindah ( eksitas ), berputar ( rotasi ) dan bergetar ( vibrasi ) jika
dikenai suatu energy.
Pada
spektrofotometer, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat di
ukur adalah It/ Io atau Io/ It(
perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah setelah melewati materi
(sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai
berikut:
Dari
gambar terlihat bahwa zat sebelumnya melewati sel sampel lebih terang atau lebi
banyak dibandingkan cahaya setelah
melewati sel sampel.
Cahaya
yang diserap diukur sebagai absorban ( A ) sedangkan cahaya yang hambur diukur
sebagai transmitan ( T ), dinyatakan dengan hukum lambert – beer.
a.
Faktor
- faktor yang sering menyebabkan
kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu
analit:
1. Adanya
serapan oleh pelarut, hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan di analisis termasuk zat
pembentukan warna.
2. Serapan
oleh kuvet, kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari; kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan
fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat
tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensivitas dari alat yang
digunakan ( melalui pengenceran atau pemekatan ).
A.
Kerangka
Teori
Kopi bubuk adalah bentuk olahan kopi
yang paling sering kita jumpai.kopi bubuk adalah biji kopi yang sudah
diproses dan digiling halus dalam bentuk butiran-butiran kecil sehingga mudah
diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. kopi bubuk dikemas dalam kemasan
aluminium foil dan dipress panas. Kesegaran, aroma dan citarasa kopi bubuk akan terjaga dengan baik pada kemasan vakum
supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal.
Kafein
merupakan jenis metabolit sekunder alkaloid yang secara alamiah
terdapat dalam biji kopi, daun teh, biji coklat atau pun biji kola. Kafein
memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10 N
4O2 dan mempunyai pH 6,9 dalam larutan kafein larutan kafein
larut dalam air.
Spektofotometer
merupakan salah satu metode yang sangat penting dalam analisis kimia
kuantitatif. Kelebihanya yaitu mampu menganalisis senyawa organic secara
kuantitatif dengan mengunakan hokum Lambert – Beer, dapat menjelaskan informasi
dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa dan metode
ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil
( Basset dkk, 1994 dalam Dwi Aptika N Made dkk, 2013).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian bersifat eksperimen.
B. Waktu Tempat Penelitian Dan Uji Hasil Penelitian
1.
Waktu
Penelitian
Penelitian dilaksanakan padaBulan Juni 2016
2.
Tempat
Penelitian
Tempat penelitian di lakukan di misi pasaraya.
3.
Tempat
Analisis Kafein
Peneliti berencana melakukan analisis kafein di
Laboratorium Farmasi STIKes Mega Rezky Makassar.
C. Rancangan Sampling
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis
kopi kemasan yang dijual di misi pasaraya.
2.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kopi
kemasan yang dijual di misi pasaraya sebanyak 8 merek.
3.
Teknik
Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah Accidental sampling
D. Variabel Penelitian
1.
Variabel
Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kopi
kemasan
2.
Variabel
Terikat
Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kadar kafein.
E. Bahan Dan Alat Penelitian
1.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
berkualitas pro analisis seperti, standar kafein, kloroform, kalsium karbonat,
akuades, sampel kopi bubuk.
2.
Alat- alat yang digunakan pada penelitian
ini, yaitu seperangkat alat spektrofotometer,timbangan analitik, tabung reaksi
,corong, labu takar, gelas piala, erlemeyer, pipet tetes, kertas saring, gelas ukur,corong
pisah dan hot plate.
F.
Cara
Kerja
a.
Pembuatan
Larutan Induk 1000 ppm
1. Ditimban
gsebanyak 250 mg kafein.
2. Kemudian
dimasukan kedalam gelas piala, di larutkan dengan akuades panas secukupnya dimasukan
kedalam labu takar 250 ml.
3. Kemudian
dilarutkan dengan akuades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
b.
Pengenceran
Larutan Induk 100 ppm
1. Dipipet
5ml larutan induk kafein sebanyak 1000 ppm, dimasukan kedalam labutakar 50 ml.
2. Kemudian
dilarutkan dengan akuades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
c. Penentuan Panjang gelombang Maksimum
Deteksi
absorbansi larutan standar pada rentang panjang gelombang 300 nm denga nmengunakan
instrument spektrofotometer UV – Vis.
Selanjutnya dibuat kurva standar yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi
dari masing – masing larutan standar
d. Pembuatan Kurva Standar
1. Larutan
standar di buat dengan mengambil : 0,5; 1 ; 1,5; 2 ; 2,5;3 ml dari larutan standar
kafein100 ppm yang dibuat, dimasukan kedalam
labutakar 50 ml tambahkan akuades sampai
tanda batas.
2. Kemudian
pipet larutan standar yang di peroleh berturut – turut sebanyak : 1; 2; 3; 4; 5; 6 mg /L.
e. Uji Kuantitatif kafein Metode Spektrofotometer UV – Vis
1. Ditimbang
1 gram bubuk sampel kopi dimasukkan kedalam
gelas piala
2. Kemudian
ditambahkan 150 ml akuades panas kedalamnya sambil diaduk.
3. Larutan
kopi panas disaring melalui corong dengan kertas saring kedalam Erlenmeyer,
kemudian 1,5 gram kalsium karbonat (CaCO3) dan larutan kopi
dimasukan kedalam corong pisah lalu diekstrasi sebanyak 4 kali, masing – masing
dengan penambahan 25 ml kloroform.
4. Kemudian
lapisan bawahnya diambil, kemudian ekstrak (fase kloroform) ini diuapkan dengan
hot plate hingga kloroform menguap seluruhnya.
5. Ekstrak
kafein bebas pelarut dimasukkan kedalam labutakar 100 ml, diencerkan dengan aquades
hingga garis tanda dan di homogenkan.
6. Setelah
itu ditentukan dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum.
7. Perlakuan
yang sama dilakukan untuk tiap- tiap sampel bubuk kopi dengan berat 1 gram
(Fitri 2008 dalam Kesia Rialita M, dkk 2013).
G. Analisa Data
Data pengukuran panjang
gelombang maksimum dari kafein dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kandungan
kafein berdasarkan SNI 01-7152-2006 tentang bata smaksimum kafein dalam minuman 150 mg/ hari dan 50 mg/sajian.
A. Defenisi OPerasianal
1.
Kopi
bubuk adalah bentuk olahan kopi yang paling sering kita jumpai .kopi bubuka dalah
biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk butiran-butiran kecil
sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. Kopi bubuk dikemas dalam
kemasan aluminium foil dan dipress panas. Kesegaran, aroma dan cita rasa kopi
bubuk akan terjaga dengan baik pada kemasan vakum supaya kandungan oksigen di
dalam kemasan minimal.
2.
Kafein merupakan jenis metabolit sekunder
alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, biji coklat atau
pun biji kola. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10
N 4O2 dan mempunyai pH 6,9 dan larutan kafein larut
dalam air panas.
3.
Spektofotometer merupakan salah satu metode
yang sangat penting dalam analisis kimia kuantitatif. Kelebihanya yaitu mampu menganalisis
senyawa organic secara kuantitatif dengan mengunakan hokum Lambert – Beer,
dapat menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum
suatu senyawa dan metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas
zat yang sangat kecil( Basset dkk, 1994 dalam Dwi Aptika N Made dkk, 2013).
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di
lakukan di Laboratorium DIII Farmasi
STIKEs Mega Rezky Makassar yang di mulai
pada tanggal 20 – 23 Juli 2016 dengan 8 sampel kopi kemasan di peroleh hasil sebagai berikut.
Table 4.1 : Hasil kadar
Kafein pada kopi kemasan dengan menggunakan Spektrofotometer UV - Vis
No.
|
Kadar
sampel
|
Absorban
|
Kadar
|
1.
|
Standar
1
|
0,457
|
-
|
2 .
|
Standar
2
|
0,456
|
-
|
3.
|
Standar
3
|
0,443
|
-
|
4.
|
Standar
4
|
0,451
|
-
|
5.
|
Standar
5
|
0,450
|
-
|
6.
|
Standar
6
|
0,453
|
-
|
7.
|
Sampel
A
|
0,474
|
1,046 mg / g
|
8.
|
Sampel
B
|
0,562
|
1,241 mg / g
|
9 .
|
Sampel
C
|
0,539
|
1,190 mg / g
|
10.
|
Sampel
D
|
0.549
|
1,212 mg / g
|
11.
|
Sampel
E
|
0,486
|
1,073 mg /g
|
12.
|
Sampel
F
|
0,489
|
1,081 mg / g
|
13.
|
Sampel
G
|
0,518
|
1,144 mg / g
|
14 .
|
Sampel
H
|
0,495
|
1,093 mg /g
|
Sumber : data primer juli 2016
B.
Pembahasan
Pada pengujian kuantitatif kafein menggunakan alat
spektrofotometer UV – Vis maka, dilakukan pembuataan konsentrasi larutan baku kafein
setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan kurvastandar. Untuk digunakan sebagai konsentrasi
kafein.
Pada pembuatan
kopi dilarutkan dengan menggunakan akuades panas fungsi dari akuades
panas itu sendiri dimana untuk melarutkan kopi karena kopi mudah larut dengan
menggunakan air panas dibandingkan dengan menggunakan air dingin
Kafein di peroleh dengan menyaring larutan
kopi menggunakan kertas saring kemudian dipisahkan
dengan menggunakan corong pisah dengan penambahan kalsium karbonat dan klorofom.
Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain,
sehingga kafein akan ada dalam basa bebas, kafein dalam basa bebas tadi akan di
ikat oleh klorofom, karena klorofom merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut semula. Kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang diekstrasi pada dua lapisan yang terbentuk. Lapisan bawahnya
diambil( fase klorofom ) dan diuapkan dengan
menggunakan hot plate.
Klorofom tadi akan menguap sehingga hanya ekstra
kafein yang tertingal, kemudian diencerkan dalam labutakar 100 mL. Dari hasil analisis kuantitatif pada
kopi dengan menggunakan metode spektrofotometer UV – Vis ada 8 sampel kopi yaitu sampel A, B, C, D, E, F, G, dan H. yang
dibacadenganpanjanggelombang 300 nm.
Data hasil penelitian diperoleh kadar
kafein sampel A, sampel B, sampel C, sampel D,
sampel E, sampel F, sampel G, dan
sampel H. Menurut SNI 01 – 7152 – 2006
batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg / hari dan 50 mg
/ sajian.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdaskan
hasil penelitian pada 8 sampel kopi kemasan
yang dilakukan di Laboratorium DIII Farmasi STIKEs Mega Rezky Makassar
pada tanggal 20 -23 juli 2016 dapat disimpulkan bahwa kadar kafein dari masing
– masing kopi kemasan atau kopi bubuk
pada sampel kopi A, sampel kopi B, sampel kopi C, sampel kopi D , sampel kopi E, sampel kopi F, sampel kopi
G, dan pada sampel kopi H. Jumlah maksimum kopi bubuk yang dapat
dikonsumsi per hari berdasarkan SNI
adalah 150 mg/ hari dan 50 mg/ sajian.
B.
Saran
Dari penelitian
yang telah di lakukan, hasil yang di dapat oleh peneliti pada saat melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel kopi hasil yang didapatkan adalah normal
boleh mnta file nya>>
BalasHapustolong kabari secepatnya bossku
BalasHapusboleh minta kontak nya
BalasHapus