BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Gender
adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak,
tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan
adat istiadat(Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003). Seringkali orang mencampur adukkan
ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat
non kondrati (gender) yang bisa berubah dan diubah .
Peran
gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin. Oleh
karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda diantara
satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan . Peran
gender juga dapat berubah dimasa kemasa, karena pengaruh kemajuan seperti
pendidikan, teknologi, ekonomi, dll. Hal itu berarti, peran gender dapat
ditukarkan antara pria dan wanita (Agung Aryani, 2002 dan Tim Pusat Studi
Wanita Universitas Udayana, 2003).
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, saya dapat merumuskan beberapa pokok permasalahan agar dapat
menyusun makalah yang sistematis. Adapun pokok permasalahan itu adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang di maksud dengan kesehatan
reproduksi, gender, dan seksualitas.
2. Bagaimana Perbedaan
gender dan jenis kelamin
3. Apa saja bentuk diskriminasi gender.
4. Apa saja Dimensi sosial wanita dan
permasalahannya.
5. Apa penyebab
faktor kesenjangan gender
6. Hubungan
gender dan kesehatan reproduksi.
7. Bagaimana Issue gender dalam elemen kesehatan
reproduksi essensial.
8. Apa Upaya dari pengarusutamaan gender.
9. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan pemerintah untuk kesenjangan gender.
C. Tujuan
1.
Mengetahui yang dimaksud
dengan reproduksi,
gender, dan seksualitas
2.
Mengetahui Perbedaan
gender dan jenis kelamin
3.
Mengetahui bentuk diskriminasi gender
4.
Mengetahui Dimensi sosial wanita dan permasalahannya.
5.
Mengetahui penyebab faktor kesenjangan gender
6.
Mengetahui Hubungan gender dan kesehatan reproduksi.
7.
Mengetahui Issue gender dalam elemen kesehatan reproduksi essensial.
8.
Mengetahui Upaya dari pengarusutamaan gender.
9.
Mengetahui Upaya-upaya
yang dapat dilakukan pemerintah untuk kesenjangan gender
D.
Manfaat
1.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang pengertian reproduksi,
gender, dan seksualitas
2.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang Perbedaan gender dan jenis kelamin
3.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang bentuk diskriminasi gender
4.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang Dimensi
sosial wanita dan permasalahannya.
5.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang penyebab faktor kesenjangan gender
6.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang Hubungan gender dan kesehatan reproduksi.
7.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang Issue
gender dalam elemen kesehatan reproduksi essensial.
8.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang Upaya dari pengarusutamaan gender.
9.
Mahasiswa dapat
mengetahui tentang Upaya-upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk
kesenjangan gender
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kesehatan Reproduksi, Gender, dan Seksualitas
Kesehatan reproduksi adalah Suatu keadaan kesejahteraan fisik
mental dan sosial yang utuh,bukan bebas dari penyakit atau kecacatan.Dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta prosesnya.
Gender adalah pandangan masyarakat
tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki – laki dan
perempuanyang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Rekayasa social yang akan melahirkan perilaku
diskriminatif yang dapat manimbulkan dampak negative. Seringkali orang
mencampur adukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah)
dengan yang bersifat non kodrati (gender) yang bisa berubah dan diubah .
Seksualitas adalah perbedaan jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis, yakni alat kelamin pria (penis) dan alat kelamin
wanita (vagina). Sejak lahir sampai meninggal dunia pria akan tetap berjenis
kelamin pria dan wanita akan tetap berjenis kelamin wanita (kecuali dioperasi
untuk berganti jenis kelamin). Jenis kelamin itu tidak dapat ditukarkan antara
pria dan wanita.
B. Perbedaan gender dan jenis kelamin
No.
|
Gender
|
Jenis Kelamin
|
1.
|
Dapat
berubah, contohnya peran dalam kegiatan sehari-hari, seperti banyak wanita
jadi juru masak jika dirumah, tetapi jika di restoran
|
Tidak
dapat berubah, contohnya alat kelamin pria dan wanita
|
2.
|
Dapat
di pertukarkan
|
Tidak
dapat dipertukarkan, contohnya jakun pada pria dan payudara pada wanita
|
3.
|
Tergantung
budaya dan kebiasaan, contohnya di pulau jawa, pada jaman penjajahan
belanda kaum wanita tidak memperoleh hak pendidikan. Setelah Indonesia
merdeka wanita mempunyai kebiasaan mengikuti pendidikan
|
Berlaku
sepanjang masa, contohnya status pembagian pria atau perempaun
|
4.
|
Tergantung
budaya setempat, contohnya pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan terhadap
wanita dikarenakan budaya setempat antara lain diutamakan untuk menjadi
perewat, guru TK, pengasuh anak.
|
Berlaku
dimana saja, contohnya di rumah,
dikantor dan dimanapun berada, seorang pria atau wanita tetap pria dan wanita
|
5.
|
Bukan
merupakan budaya setempat, contohnya pengaturan jumlah anak dalam satu
keluarga
|
Merupakan
kodrat Tuhan, contohnya pria mempunyai ciri-ciri utama yang berbeda dengan
cirri-ciri utama wanita, misalnya jakun dan vagiana
|
6.
|
Buatan
manusia, contohnya pria dan wanita berhak menjadi calon ketua RT,RW dan
kepala desa bahkan presiden.
|
Ciptaan
Tuhan, contohnya wanita bisa haid , hamil, melahirkan dan menyusui sedangkan
pria tidak.
|
C. Macam-macam dan bentuk diskriminasi
gender
Diskriminasi gender adalah adanya
perbedaan, pengecualian atau pembatasan yang dibuat berdasarkan peran dan norma
gender yang dikontruksi secara sosial yang mencegah seseorang untuk menikmati
HAM secara penuh. Perilaku diskriminasi akan menimbulkan dampak negative
yaitu:
1.
Steriotipe /Citra Baku
2.
Subordinasi / Penomorduaan
3.
Marginalisasi/peminggiran
4.
Beban ganda /Double Burden
5.
Kekerasaan/Violence
D. Dimensi sosial wanita dan permasalahan
1. Kekerasan terhadap perempuan
Adalah setiap tindakan beradasarkan
perbedaan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaperempuan
secara fisik , seksual atau psikologi, termasuk ancaman tindakan tertentu,
pemaksaan atau perampasaan kemerdekaan secara sewenang – wenang, baik yang
terjadi diranah public atau dalam kehidupan pribadi. Bentuk
kekerasan yaitu :
a.
Fisik
Adalah kekerasan yang melibatkan kontak langsung yang
dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan intimidasi, cedera, atau penderitaan
fisik.
b.
Psikologi
Adalah suatu tindakan penyiksaan secara verbal (seperti
menghina, berkata kasar, dan kotor) yang melibatkan menurunnya rasa percaya
diri, meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak
berdaya.
c.
Seksual
Adalah perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan
seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh
orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negative.
d.
Finansial
Kekerasan yang dilakukan dalam bentuk eksploitasi,
memanipulasi, dan mengendalikan korban dengan tujuan finansial. Serta memaksa
korban bekerja, melarang korban bekerja tapi menelantarkannya, atau mengambil
harta pasangan tanpa sepengetahuannya
Factor
yang mempengaruhi kekerasan terjadi yaitu:
a. Faktor
masyarakat
a)
Kemiskinan
b)
Urbanisasi
c)
Keluarga ketergantungan obat
d) Lingkungan kekerasan dan
kriminalisasi
b. Faktor
keluarga
a)
Keluarga yang sakit kelainan mental
b)
Keluarga yang kacau dan tidak bahagia
c)
Keluarga yang kurang akrab
c. Faktor
individu
a)
Wanita single
b)
Berumur 17-28 tahun
c)
Ketergantungan obat
d)
Pasangan yang cemburu berlebihan
2. Perkosaan dan pelecehan seksual
a.
Perkosaan
Adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang
dipaksakan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak
pseudo seksual yaitu perilaku seksual yang tidak selalu di motivasi dorongan
seksual sebagai motivasi primer, melainkan berhubungan dengan penguasaan dan
dominan, agresi dan perendahaan pada satu pihak (korban) oleh pihak lainya
(perilaku).
b.
Pelecehan seksual
Adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan seksual
yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat
negative, seperti: rasa malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga
diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya, pada diri orang yang menjadi korban.
E. Faktor penyebab kesenjangan gender
1. Kesenjangan gender dalam pekerjaan domestik (Rumah Tangga)
Menyangkut masalah pekerjaan
domestik dalam keluarganya, tidak ada pembagian kerja/pembagian tugas diantara
anggota keluarga. Semua pekerjaan domestik seperti memasak, mencuci,
membersihkan rumah, dikerjakan sendiri oleh informan.
2. Kesenjangan gender dalam bidang kesehatan reproduksi
Kesehatan
reproduksi merupakan salah satu bidang kehidupan manusia yang tidak kalah
penting untuk diperhatikan. Kesehatan reproduksi memberikan andil bagi
perkembangan dan jumlah populasi penduduk. Jika kesehatan reproduksi masyarakat
tidak bagus maka kuantitas dan kualitas penduduk juga terganggu. Banyak kasus
terjadi penurunan derajat kesehatan karena masyarakat kurang memperhatikan
kesehatan reproduksi. Kesehatan repdroduksi utamanya mengarah pada perempuan.
Hal ini dikaenakan organ reproduksi perempuan lebih rumit dan kompleks dari
pada laki-laki. Secara kodrati perempuan memiliki organ reproduksi yang
memungkinkan manusia bisa melestarikan hidup dan keturunannya. Jika kesehatan
reproduksi tidak di rawat dan dijaga akan memungkinkan berbagai penyakit yang
bisa mematikan seperti kanker rahim tumor, infeksi dan lainya.
3. Kesenjangan gender dalam partisipasi politik
Partisipasi
politik merupakan keikutsertaan individu dalam menentukan pilihannya baik dalam
pemilihan umum (pemilu), pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daeran.
Partisipasi ini bisa bersifat otonom dan mobilisasi. Partisipasi otonom
menyangkut keikutsertaan secara sukarela dalam pemilihan sedangkan partisipasi
mobilisasi adalah keikutsertaan yang tidak bebas, mengikuti kehendak orang yang
memobilisir.
Dalam keluarga
miskin 32 Ilir partisipasi politik bisa mengandung kesenjangan gender ketika
perempuan tidak memiliki otoritas sendiri dalam menentukan pilihan politiknya.
Sangat dimungkinkan kehendak suami bisa mempengaruhi hak pilih sang istri.
4.
Kesenjangan
gender dalam akses pendidikan bagi anak
Pendidikan bagi
anak merupakan hak anak yang seyogyanya dipenuhi oleh orangtua. Namun karena
kondisi kemiskinan yang dialami keluarga miskin, seringkali orangtua keluarga
miskin tidak mampu memberikan bekal pendidikan secara maksimal. Biasanya mereka
menyekolahkan anak sesuai dengan kemampuan ekonomi yang dimilikinya. Akibatnya
seringkali keluarga miskin menentukan prioritas diantara anak laki-laki dan
perempuan tentang siapa yang selayaknya di sekolahkan. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya kesenjangan gender dalam pendidikan anak di keluarga miskin.
5.
Kesenjangan
gender dalam kehidupan berdemokrasi
Kehidupan
berdemokrasi dalam keluarga termanifestasikan dalam kemampuan keluarga
menyelesaikan persoalan secara musyawarah dan menuju pada kata mufakat. Selain
itu, memberikan kebebasan berpendapat bagi seluruh anggota keluarga menjadi
salah satu indikator penerapan kehidupan berdemokrasi dalam keluarga.
6.
Kesenjangan
gender dalam bidang ekonomi keluarga
Kesenjangan
gender dalam bidang ekonomi dalam penelitian ini dilihat dari pengelolaan
ekonomi keluarga berkaitan dengan penggunaan keuangan keluarga serta hak waris
untuk anak mereka apakah ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan.
F. Hubungan gender dan kesehatan
reproduksi
1.
Kesenjangan gender dalam kesehatan reproduksi remaja
a. Perkawinan pada masa remaja
b. Kehamilan pada masa remaja
2. Upaya mewujudkan kesetaraan dan
keadilan dalam KKR
Untuk memperkecil terjadinya
pernikahan dan kehamilan usia muda atau remaja, dapat dilakukan beberapa upaya,
baik oleh remaja, orang tua, pemerintah dan LSM. Upaya – upaya tersebut antara
lain adalah:
a.
Remaja ikut dalam berbagai kegiatan positif di sekolah dan
tempat tinggalnya, selain untuk menambah wawasan juga bermanfaat untuk
mendewasakan usia perkawinannya.
b.
Akses informasi dan pelayanan KRR yang akurat, luas, dan
seimbang bagi remaja laki – laki dan perempuan.
c.
Tidak adanya pembedaan perlakuan orang tua remaja putri dan
laki – laki.
d.
Peluang yang sama dalam pendidikan bagi perempuan dan laki –
laki sesuai kemampuan dan potensinya.
e.
Meningkatkan pengetahuan orang tua dan remaja tentang
kesehatan reproduksi remaja melalui berbagai forum dan sumber informasi seperti
pusat informasi dan KRR.
G. Issue gender dalam elemen kesehatan
reproduksi
1. Kesehatan ibu dan bayi (safe
motherhood)
a.
Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan.
b.
Sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki
– laki
2. Keluarga
Berencana
a.
Kesetaraan perKB yang timpang antara laki – laki dan
perempuan.
b.
Perempuan tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan metoda
kontrasepsi
c.
Pengambilan keputusan
d.
Ada anggapan bahwa KB adalah urusan perempuan karna kodrat
perempuan untuk hamil dan melahirkan.
3. Kesehatan
reproduksi remaja
a. Ketidakadilan dalam membagi tanggung
jawab.
b. Ketidakadilan dalam aspek hukum
c. Dalam tindakan aborsi ilegal yang terancam
adalah perempuan
4. Penyakit
Menular Seksual
a. Perempuan selalu dijadikan obyek
intervensi dalam program pemberantasan PMS, walau laki – laki sebagai
konsumen,justru memberikan kontribusi yang besar pada permasalahan tersebut.
b. Setiap upaya mengurangi praktik
prostitusi, perempuan sebagai PSK selalu menjadi obyek dan tudingan sumber
permasalahan, sementara laki – laki mungkin menjadi sumber penularan tidak
pernah diintervensi dan dikoreksi.
H. Upaya pengarusutamaan gender
Tujuan pengarusutamaan gender adalah
memberikan panduan pelaksanaan bagi penyelenggaraan pembangunan melalui upaya
promosi, advokasi, KIE dan fasilitasi agar dapat mempunyai akses terhadap
informasi guna melakukan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian
atas kebijaksanaan dan program pembangunan nasional yang berwawasan gender
dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Upaya yang
dilakukan bidan yaitu :
a.
Seorang bidan harus memberdayakan perempuan di aspek
kehidupan, terutama pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap sumber daya.
b.
Bidan memperkuat kemampuan ditingkat nasional dan regional.
c.
Bidan dapat menetapkan tentang keadilan dan kesetaraan
gender sebagai tujuan pembangunan nasional.
2. Sasaran
pengarusutamaan gender
a. Sasaran utama : organisasi
pemerintah dari pusat sampai ke lapangan yang berperan dalam membuat kebijakan,
program dan kegiatan.
b. Selain itu organisasi swasta,
organisasi profesi, keagamaan, dan lain – lain, dimana mereka sangat dekat dan
terjun langsung paling depan berhadapan dengan masyarakat.
3. Prinsip
pengarusutamaan gender
a. Pluralistic, yaitu dengan menerima
keragaman budaya .
b. Bukan pendekatan konflik, yaitu
menghadapi permasalahkan tidak membedakan antar laki-laki dan perempuan .
c. Sosialisasi dan advokasi yaitu memperluas informasi bagi masyarakat
umum dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperkokoh kesetaraan dan keadilan
gender .
d. Menjunjung nilai HAM dan demokrasi .
I. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pemerintah
untuk kesenjangan gender
1. Meningkatkan keterlibatan perempuan
dalam proses politik dan jabatan public .
2. Meningkatkan taraf pendidikan dan
layanan kesehatan serta bidang pembangunan lainnya. Untuk mempertinggi kualitas
hidup dan sumber daya kaum perempuan.
3. Meningkatkan kampanye anti kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
4. Menyempurnakan perangkat hukum pidana lebih lengkap dalam
melindungi setiap individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi dan
diskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
5. Memperkuat kelembagaan. Koordinasi
dan jaringan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengetahuan, dan evaluasi dari berbagai kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan disegala bidang, termasuk pemenuhan komitmen internasional, menyediaan
data dan statistic gender, serta meningkatkan pendidikan , partisipasi
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gender adalah peran yang
dikonstruksikan oleh masyarakat karena seseorang tersebut sebagai perempuan
atau laki-laki. Perbedaan perempuan dan laki-laki berdasarkan jenis kelamin,
yang dibentuk oleh masyarakat dan lingkungan serta dipengaruhi oleh waktu,
tempat , sosial budaya, system kepercayaan dan situasi politik.
Proses tersebut lama kelamaan
menjadi budaya yang berdampak menciptakan perlakuan diskriminatif terhadap kaum
perempuan.Perilaku diskriminasi terhadap perempuan dapat mengakibatkan berbagai
permasalahan terhadap perempuan dan yang akan metimbul perkosaan, pelecehan
seksual, kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan sebagainya. Strategi untuk
mencapai keadilan dan kesetaraan gender di kenal dengan pengarusutamaan gender,
yang merupakan konsep pendekatan baru untuk mengintegrasikan perspektif gender
dalam segala aspek sosial pembangunan.
B.
Saran
Setelah mempelajari materi di atas diharapkan seluruh mahasiswa memahami tentang GENDER DALAM KESPRO dan berharap dengan adanya makalah ini kami serta teman – teman semua menjadi
lebih paham dan mendapat ilmu dari membaca makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar