Narator : ZULFI PRINT
Bidan :
ZULFITRIANI28.BLOGSPOT.CO.ID
Asisten Bidan :
Ibu hamil :
Suami :
Di suatu desa tepatnya di desa Donri-Donri terdapat BPS
(Bidan Praktik Swasta) milik seorang bidan yang bernama Bidan Awaliyah, dia
sudah lama mendirikan BPS tersebut hampir 7 tahun di daerah tersebut. Banyak
sekali warga desa yang antusias untuk memeriksakan kesehatanya ke BPS tersebut.
Suatu hari pukul 09.00 pagi ada pasangan suami istri yaitu Pak Risky dan Bu
Rini yang datang ke BPS Bidan Awaliyah dengan wajah yang tampak cemas. Karena
masih ada pasien yang berkonsultasi sehingga kedua suami istri itu menunggu di
ruang tunggu, sampai pasien tersebut selesai berkonsultasi dan memeriksakan
kesehatanya serta meninggalkan ruangan bidan sarah
Bu Rini :
“assalamualaikum… selamat pagi bu bidan! (sambil tersenyum cemas)
Pak Risky : (hanya tersenyum)
Tenri
: “waalaikumsalam ..selamat pagi juga bu dan
pak Mari pak..bu.. silahkan duduk…
Bu Rini dan Pak Risky
: terimakasih bu bidan….
Bidan Awaliyah : “wah ibu rini terlihat semakin cantik ya ,
badanya juga sudah bagus dan kurus kembali setelah 8 bulan kemarin melahirkan
putra pertamanya!”
(sambil tersenyum ramah)
Bu Rini : “bu bidan ini bisa
saja!”(tersenyum malu)
Bidan Awaliyah :
“(tersenyum), apa ada yang bisa saya bantu bu rini dan pak suto? Saya perhatikan
ketika pertama kali masuk bapak dan ibu terlihat cemas, apakah itu benar?”
Pak Risky : “iya bu bidan jadi begini
bu.. istri saya ini telat menstruasi dua bulan,
saya
takut kalau istri saya hamil lagi, padahal anak saya yang pertama baru berumur
8 bulan dan melahirkan di sini juga kan bu? Ibu bidan pasti masih ingat.
Bu Rini :
Saya juga sering mual muntah di pagi hari bu.. sama seperti ketika saya Hamil
anak saya yang pertama, disini kami ingin memastikan apa benar
saya ini
hamil atau tidak!”
Bidan Awaliyah
: “ jadi begitu ya pak.. bu.. baiklah kalau begitu saya akan melakukan tes
kehamilan pada ibu, untuk itu saya membutuhkan air kencing ibu untuk dilakukan
tes, apakah bapak dan ibu bersedia?” cara ini sama ketika ibu memeriksakan kehamilan ibu yang
lalu!”(ucap bidan awaliyah dengan nada yang sabar)
Pak Risky dan Bu Rini: “Iya bu bidan kami bersedia!”
Bidan Awaliyah :”baik kalau begitu pak risky dan bu rini !
Sebelum itu ibu bisa kencing terlebih dahulu di kamar mandi sebelah sana(sambil
menunjukkan arah) kencing di wadah ini ya bu rini (memberikan wadah tempat air
kencing kepada bu rini) setelah itu ibu rini kembali lagi kesini, pak risky
bisa mengantarkan bu rini untuk ke kamar
mandi!”
Pak Risky dan Bu Rini: iya bu bidan, kalau begitu kami permisi dulu!”
Bidan Awaliyah : iya silahkan pak.. bu..
Pak Risky dan Bu Rini meninggalkan
ruang pemeriksaan Bidan Awaliyah menuju ke kamar mandi untuk mengambil specimen
urin. Sambil menunggu Pak Risky dan Bu R kembali ke ruang pemeriksaan, Bidan Awaliyah
meminta bantuan asisten bidan untuk mempersiapkan pemeriksaan urin Ibu Rini
Bidan Awaliyah: “Dek… tolong kamu siapkan pemeriksaan urin ibu rini
ya!”
Tenri (Asbid) : “iya Bidan !”
Setelah 5 menit kemudian Pak Tenri
dan Bu Rini kembali ke ruang pemeriksaan dan memberikan urinya kepada Bidan
Sarah
Ibu Rini :”
ini bu bidan air kencing saya!”(sambil memberikan urinya)
Bidan Awaliyah :” iya bu.. sekarang ibu dan bapak
tunggu sebentar ya..kira-kira 7 menit kami akan memberitahu hasilnya!”
Pak Risky dan Bu Rini :
“iya bu bidan!”
Kemudian Bidan awaliyah dan asisten
bidan memeriksa urin ibu rini dan setelah beberapa menit kemudian hasil
menunjukkan ibu rini positive hamil. Segera bidan sarah menghampiri ibu Rini
dan bapak risky
Bidan Awaliyah :
“selamat ya pak ternyata ibu rini positive hamil!”(sambil tersenyum bahagia)
Pak Tenry :
“astaghfirullohaladzim….bagaimana ini buk..?”(dengan ucapan kaget dan ekspresi
wajah tidak suka) sudah bapak duga pasti ibu hamil lagi!”
Bu Rini : “pak…gimana ini pak? Ibu juga tidak
tau kok bisa jadi begini!” bu bidan tolong kasih saya pil bu bidan, agar saya
dapat menstruasi kembali bulan ini…anak
saya masih kecil bu bidan masih butuh kasih sayang kami bu, saya tidak tega
kalau dengan adanya anak ini , anak saya yang pertama merasa terabaikan dan
saya sama sami saya juga akhir-akhir ini sibuk bekerja bu bidan..saya mohon bu bidan..(sambil
Ibu rini memelas kepada bidan awaliyah)
Pak Risky : “ iya bu bidan tolong kami bu bidan.
..berapapun biayanya akan saya bayar bu bidan,,asalkan bu bidan mau memberikan
pil itu kepada istri saya!”
Bidan Awaliyah : “ mohon maaf sebelumnya pak risky dan bu rini.. saya tidak bisa
karena melakukan hal tersebut, saya akan berdosa , itu sama saja saya melakukan
pembunuhan pada janin yang ada di dalam perut ibu rini dan dalam profesi saya
perbuatan ini dianggap sebagai perbuatan yang melanggar hukum.. jadi mohon maaf
sekali saya tidak bisa membantu pak tenri dan bu rini untuk menggugurkan
kandungan ibu rini!”
Pak Risky :”lalu bagaimana ini bu bidan…
apa yang harus kami lakukan?”
Bidan Awaliyah :” saya sangat menyarankan untuk pak risky
dan bu rini untuk menjaga, merawat dan membesarkan janin ini, karena anak itu
merupakan anugrah dan titipan dari Allah SWT yang harus kita jaga dan kita
rawat. Apa bapak dan ibu tega membunuh calon anak bapak dan ibu sendiri?”
Bu Rini :” lalu
bagaimana dengan anak saya yang pertama bu bidan? Saya takut dengan saya hamil,
saya tidak bisa merawatnya dengan baik apalagi saya juga masih memberikan ASI
eksklusif pada anak saya!”
Bidan Awaliyah : “begini bu rini.. ibu jangan khawatir
dengan ibu menjaga pola makan ibu dengan makan makanan yang bergizi selama
hamil, ibu tetap bisa menjaga, merawat dan memberikan ASI eksklusif pada anak
ibu. Untuk itu ibu saya anjurkan untuk terus memeiksakan kehamilan ibu secara rutin dan teratur agar saya bisa
memantau pertumbuhan dan perkembangan kondisi ibu dan janin ibu. Oleh karena
itu juga ibu harus membatasi aktivitas ibu sehingga ibu lebih optimal dalam
menjaga dan merawat anak putra ibu yang pertama dan janin ibu yang masih di
dalam kandungan”! bagaimana pak dan bu
rini?”
Pak Risky dan Bu Rini terlihat
berdiskusi satu sama lain
Pak Risky : “menurut saya ,semua yang
dikatakan bu bidan benar, kami sepakat untuk mempertahankan calon bayi kami ini
bu bidan, terimakasih atas saranya bu!”
Bu Rini :
“iya bu bidan, hampir saja kami melakukan tindakan yang tidak sepatutnya
dilakukan oleh orang tua kepada anakmya” saya akan menuruti dan menjalankan
nasihat dari bidan, dan akan terus memeriksakan kehamilan saya ini secara rutin
seperti ketika saya hamil anak pertama saya dulu!”
Bidan Awaliyah
:”Alhamdulillahirobbilalamiin..saya sangat senang mendengar hal ini,
keputusan bapak risky da ibu rini memang
sangat tepat. “(sambil tersenyum bahagia)
Pak Risky : “ baiklah kalau begitu bu.. saya
dan istri saya pamit terlebih dahulu karena saya harus bekerja lagi,
terimakasih atas bantuan bu bidan hari ini!”
Ibu Rini : “ iya bu bidan saya juga sangat
berterimakasih!” oh ya kira-kira kapan saya bisa datang kembali kesini untuk
memeriksakan kehamilan saya?”
Bidan Awaliyah :”iya pak risky dan bu rini sama- sama.
Ibu bisa datang kembali 2 minggu lagi
jam 9 pagi ya bu?”
Ibu Rini :” iya bu bidan, kalau begitu
kita pamit dahulu..mari bu bidan
assalamualaikum!”(kemudian meninggalkan ruangan)
Bidan Awaliyah :” waalaikumsalam …!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar